PENYAKIT YANG TIMBUL AKIBAT
TIDAK DI IMUNISASI
A. DEFINISI
KESEHATAN IBU
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang
kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin,
ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah.
Pemberdayaan
Masyarakat bidang KIA merupakan upaya memfasilitasi masyarakat untuk membangun
sistem kesiagaan masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari
aspek non klinis terkait kehamilan dan persalinan
Sistem
kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan untuk
masyarakat, dalam hal penggunaan alat transportasi/ komunikasi (telepon
genggam, telpon rumah), pendanaan, pendonor darah, pencatatan-pemantaun dan
informasi KB.
Dalam
pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat,
pemuka masyarakat serta menambah keterampilan para dukun bayi serta pembinaan
kesehatan di taman kanak-kanak.
B. PROGRAM
KESEHATAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEHATAN IBU
1.
PROMOSI KESEHATAN PRANIKAH
Promosi kesehatan pranikah merupakan suatu
proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya yang ditujukan pada masyarakat reproduktip pranikah.
Pelayanan
kebidanan diawali dengan pemeliharaan kesehatan para calon ibu. Remaja wanita
yang akan memasuki jenjang perkawinan perlu dijaga kondisi kesehatannya. Kepada
para remaja di beri pengertian tentang hubungan seksual yang sehat, kesiapan
mental dalam menghadapi kehamilan dan pengetahuan tentang proses kehamilan dan
persalinan, pemeliharaan kesehatan dalam masa pra dan pasca kehamilan.
Promosi kesehatan pada masa pra kehamilan
disampaikan kepada kelompok remaja wanita atau pada wanita yang akan menikah.
Penyampaian nasehat tentang kesehatan pada masa pranikah ini disesuaikan dengan
tingkat intelektual para calon ibu. Nasehat yang di berikan menggunakan bahasa
yang mudah di mengerti karena informasi yang di berikan bersifat pribadi dan
sensitif.
Remaja calon ibu yang mengalami masalah kesehatan
akibat gangguan system reproduksinya segera di tangani. Gangguan sistem
reproduksi tidak berdiri sendiri. Gangguan tersebut dapat berpengaruh terhadap
kondisi psikologi dan lingkungan sosial remaja itu sendiri. Bila masalah
kesehatan remaja tersebut sangat komplek, perlu dikonsultasikan keahli yang
relevan atau dirujuk ke unit pelayanan kesehatan yang fasilitas pelayanannya
lebih lengkap. Faktor keluarga juga turut mempengaruhi kondisi kesehatah para
remaja yang akan memasuki pintu gerbang pernikahan. Bidan dapat menggunakan
pengaruh keluarga untuk memperkuat mental remaja dalam memasuki masa
perkawianan dan kehamilan.
Pemeriksaan kesehatan bagi remaja yang akan
menikah di anjurkan. Tujuan dari pemeriksaan tersebut adalah untuk mengetahui
secara dini tentang kondisi kesehatan para remaja. Bila di temukan penyakit
atau kelainan di dalam diri remaja, maka tindakan pengobatan dapat segera
dilakukan. Bila penyakit atau kelainan tersebut tidak diatasi maka di upayakan
agar remaja tersebut berupaya untuk menjaga agar masalahnya tidak bertambah
berat atau menular kepada pasangannya. Misalnya remaja yang menderita penyakit
jantung, bila hamil secara teratur harus memeriksakan kesehatannya kepada
dokter. Remaja yang menderita AIDS harus menjaga pasanganya agar tidak terkena
virus HIV. Caranya adalah agar menggunakan kondom saat besrsenggama, bila
menikah. Upaya pemeliharaan kesehatan bagi para calon ibu ini dapat dilakukan
melalui kelompok atau kumpulan para remaja seperti karang taruna, pramuka,
organisaai wanita remaja dan sebagainya. Para remaja yang terhimpu di dalam
organisasi masyarakat perlu diorganisasikan agar pelayanan kesehatan dan
kesiapan dalam menghadapi untuk menjadi istri dapat di lakukan dengan baik.
Pembinaan kesehatan remaja terutama
wanitanya, tidak hanya ditujukan semata kepada masalah gangguan kesehatan
(penyakit sistem reproduksi). Fakta perkembangan psikologis dan sosial perlu
diperhatikan dalam membina kesehatan remaja.
Remaja yang tumbuh kembang secara biologis
diikuti oleh perkembangan psikologis dan sosialnya. Alam dan pikiran remaja
perlu diketahui. Remaja yang berjiwa muda memiliki sifat menantang, sesuatu
yang dianggap kaku dan kolot serta ingin akan kebebasan dapat menimbulkan
konflik di dalam diri mereka. Pendekatan keremajaan di dalam membina kesehatan
diperlukan. Penyampaian pesan kesehatan dilakukan melalui bahasa remaja.
Bimbingan terhadap remaja antara lain mencakup :
a.
Perkawinan yang sehat
Bagaimana mempersiapkan diri ditinjau dari
sudut kesehatan , menghadapi perkawinan, disampaikan kepada remaja. Pekawinan
bukan hanya sekedar hubungan antara suami dan istri. Perkawinan memberikan buah
untuk menghasilkan turunan. Bayi yang dilahirkan juga adalah bayi yang sehat
dan direncanakan.
Perkawinan yang sehat adalah perkawinan yang
didasari ikatan lahir dan batin yang diikat dalam perkawinan yang sah antara
pria dan wanita dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga yang bahagia
berdasar ketuhanan Yang Maha Esa).
Usia terbaik untuk melangsungkan perkawinan
untuk pria adalah 25 tahun atau lebih, sedangkan untuk wanita adalah 20 tahun
atau lebih, pria dan wanita tersebut dianggap sudah dewasa, sehat jasmani,
matang rohani dan sosial.
Tujuan dari batasan umur ini adalah :
1)
Memberikan pengertian dan kesadaran kepada
generasi muda untuk mempertimbangkan yang berkaitan dengan keluarga berencana,
kesiapan fisik, mental, sosial dan ekonomi.
2)
Mempersiapkan masa reproduksi seorang ibu.
3)
Meningkatkan kesejahteraan atau kesehatan ibu
dan anak.
4)
Perkawinan usia muda mengandung resiko
terjadinya penyulitan kehamilan dan persalinan yang dapat menyebabkan kematian
ibu dan anak.
b. Keluarga
yang sehat
Kepada remaja disampaikan tentang
keluarga sehat dan cara mewujudkan serta membinanya. Keluaga yang diidamkan
adalah kelurga yang memiliki norma keluaga kecil, bahagia dan sejahtera. Jumlah
keluaga yang ideal adalah suami, istri dan 2 anak. Keluarga bahagia adalah
keluarga yang aman, tentram disertai rasa ketakwaan kepada Tuhan YME. Keluarga
sejahtera adalah keluarga yang sosial ekonominya mendukung kehidupan anggota
keluarganya.dan mampu menabung untuk persiapan masa depan. Selain itu keluarga
sejahtera juga dapat membantu dan mendorong peningkatan taraf hidup keluarga
lain.
Miskin
lebih rentan menderita penyakit di usia dewasa. Tidak sedikit pula literatur
yang menyatakan anak-anak dari keluarga dengan status ekonomi rendah lebih
sering menderita penyakit flu dan jantung.
Anak
yang berasal dari orangtua yang berpendidikan rendah juga lebih beresiko
menderita sindom metabolik, kumpulan gejala penyakit kronik, seperti
hipertensi, gula darah tinggi, serta lemak perut.
Kendati begitu, dampak dari keterbatasan
ekonomi bagi kesehatan itu bisa ditangkal jika anak-anak tersebut memiliki ibu
yang mengasuh penuh perhatian.
Dalam studi yang dilakukan tim dari
Universitas British Columbia, psikolog Gregory Miller menganalisa data 1.200
orang dewasa yang pada masa kecilnya berasal dari keluarga miskin. Para
peneliti kemudian melakukan survei pada responden untuk mengetahui kadar
perhatian ibu mereka.
Para peneliti menemukan, meski dari keluarga
miskin namun anak-anak yang diasuh oleh ibu yang memberi perhatian penuh pada
kebutuhan emosional anak dan memiliki ikatan yang kuat dengan anaknya, akan
tumbuh menjadi anak yang sehat.
Dalam laporan yang dipublikasikan dalam
jurnal Psychological Science, para peneliti menyebutkan stres yang dialami anak
berpengaruh pada tumbuh kembangnya dan secara permanen mempengaruhi kemampuan
tubuh anak melawan infeksi.
Karena itu ibu yang penuh perhatian dan
mengasuh anaknya dengan baik akan meningkatkan kesehatan anak di masa depan.
“Risiko penyakit yang dihadapi anak-anak dari keluarga miskin itu bisa
dikurangi jika orang tuanya memberi perhatian pada tumbuh kembang anak,” kata
Miller. Miller menyarankan, untuk menumbuhkan anak yang sehat, orangtua dan
guru di sekolah harus bisa mengajarkan cara pengendalian stres, memberikan
contoh yang baik dalam mengelola emosi dan memberikan rasa aman pada anak.
10 Salah Asuh
Bukan
cuma anak yang bisa salah. Orang tua pun bisa salah. Coba cek, apakah Anda
pernah melakukan kesalahan terhadap anak saat mengasuhnya.
a)
Tidak peduli kebutuhan dasar anak. Mungkin
Anda mengira apa yang sudah Anda berikan kepada anak adalah yang terbaik.
Sekolah mahal, mainan banyak dan selalu baru, memberinya les musik, menari,
melukis. Tapi, waktu Anda untuk bertemu anak dan memanfaatkan waktu bersamanya
hanya dua kali dalam enam bulan. Betulkah itu kebutuhan anak? Berikan diri Anda
sebagai kebutuhan dasar anak. Berikan waktu Anda, curahkan perhatian Anda,
dengarkan kisah-kisahnya yang lugu, lucu dan ajaib.
b)
Perlakukan anak seperti orang dewasa. Banyak
tuntutan tak masuk akal terhadap anak. Makan tak boleh berceceran, pakai baju
harus match tanpa diajari, tidak boleh salah, harus cepat mengambil keputusan
dan lain-lain. Anda menjadikan diri Anda sebagai standar. Tuntut anak sesuai
dengan milestone atau tahap perkembangannya. Pahami tahap perkembangannya,
ikuti iramanya. Pahami jalan pikirannya. Logika anak-anak jauh dari sempurna.
Otaknya masih tumbuh, demikian pun fisiknya.
c)
Dilayani habis-habisan. Mengambil buku di
kamar, mengambil sepatu di rak sepatu atau mengambil minum di dapur harus Anda
atau pengasuhnya yang mengambilkan. Ia diperlakukan sebagai bayi yang belum
mampu melakukan apapun. Berikan kesempatan pada anak untuk melakukan sesuatu
yang seharusnya sudah bisa ia lakukan. Bila perlu, sedikan tempat yang mudah ia
gapai untuk mempermudah apapun yang ia butuhkan. Misalnya meja kecil untuk
meletakkan gelasnya. Merasa diri mampu melakukan segala sesuatu sendiri, akan
meningkatkan harga diri anak.
d)
Tidak pernah berkata ‘tidak’. Kata “YA”
selalu keluar dari mulut Anda. Bukan hanya pada sebuah pernyataan anak seperti
“Gambar aku bagus, bunda?” Tapi juga untuk semua permintaannya. Ketika Anda
pelit mengatakan ‘TIDAK,’ Anda tak peduli pada anak. Anda hanya peduli pada
diri Anda, tak mau repot-repot konflik dengan anak. Anda tak mau berpikir,
mengapa Anda mengatakan ‘tidak.’ Gunakan kata ‘YA’ dan ‘TIDAK’ secara adil.
Pikirkan sebelum mengatakan ‘YA’ atau ‘TIDAK’ karena anak harus tahu mengapa
dia mendapatkan jawaban itu. Terutama untuk bereksplorasi, dua kata ini sangat
penting.
e)
Bicara dengan bahasa yang kacau. Tidak ada
standar bahasa yang jelas. Anda sesekali berkata ‘utu’ untuk ‘lucu’, ‘acih’
untuk ‘terima kasih’ atau ‘pepe’ untuk sebutan vagina. Terdengar lucu saat
mengucapkan kata-kata itu, tapi jelas-jelas membingungkan anak. Bicara sesuai
dengan kaidah bahasa. Ucapkan kata-kata dengan benar, tak perlu mengikuti anak
bicara dengan ucapan cadel. Dia memang belum fasih bicara karena perkembangan
bicaranya juga belum sempurna. Si kecil butuh role model untuk mengenal dan
meniru. Jangan ragu untuk mengenalkan banyak kata kepada anak, bisa melalui lagu,
buku atau film.
f)
Tidak ada disiplin. Meletakkan tas sekolah di
kolong meja, meletakkan sepatu di kursi tamu, ada sendok di rak buku.
Menyedihkan sekali kondisi rumah si kecil. Sama seperti di jalan raya yang
punya aturan, di rumah pun harus ada aturan karena aturan dibuah demi keamanan
dan kenyamanan bersama. Ajarkan disiplin pada anak sejak dini. Buat daftar apa
saja yang harus dipatuhi oleh semua penghuni rumah, agar semua anggota keluarga
bersikap konsisten menjalaninya. Khusus untuk anak, Anda bisa membantu
mengingatkannya bahwa sepatu tempatnya bukan di sofa, tas sekolah bukan di
kolong meja tempatnya.
g)
Tidak dituntut untuk menghormati orang tua.
Demi menjaga keakraban dengan anak atau dianggap sebagai teman yang
menyenangkan, Anda berperilaku seperti teman sebayanya. Atau Anda malah
membiarkan si kecil memanggil Anda dengan sebutan nama atau dengan ucapkan
“eh”. Tak ada batasan antara pemegang otoritas dan yang harus mematuhinya.
Berlakukan konsep menghormati orang tua, apalagi Anda hidup dengan budaya
timur. Mengucapkan salam saat bertemu orang lain, membungkuk ketika berjalan di
depan orang yang lebih tua, sudah menjadi tata karma yang harus diikuti oleh
anak.
h)
Memberi hadiah berlebihan. Karena tak punya
waktu untuk anak, Anda menggantikan kehadiran Anda dengan hadiah. Saat Anda
sedang berjuang untuk mendorong anak melakukan yang terbaik, Anda juga
memberikan hadiah yang berlebihan atau tidak seharusnya ia dapatkan. Misalnya
Anda memberikan hadiah sepeda karena anak berhasil membereskan tempat tidurnya.
Berikan penghargaan atau hadiah sesuai dengan usaha yang anak lakukan. Hadiah
tak harus berupa benda. Ucapan atau pujian seperti “Kamu hebat” atau “Kamu
pintar” dapat Anda gunakan. Fungsi hadiah sebenarnya adalah menghargai apa yang
sudah dilakukan oleh anak.
i)
Dibiarkan jauh dari Anda. Anda sudah ajarkan
pada anak tentang siapa nama orang tuanya, tempat tinggalnya, nomor telepon
Anda, atau harus menghubungi satpam bila kehilangan Anda. Tapi, bukan berarti
Anda memberikan kepercayaan penuh pada anak untuk berada jauh dari jangkauan
Anda. Usahakan anak selalu berada dalam pengawasan mata Anda saat berada di
tempat umum. Selain Anda tidak mengetahui bahaya apa yang akan mengancam dari
lingkungan, hati-hati juga dengan kemampuan logika atau berpikir anak. Kasus
anak terjepit eskalator atau jatuh dari lantai atas tidak sedikit, bukan?
j)
Tidak mengijinkan anak menjadi anak.
Memaksakan selera atau mimpi Anda kepada anak, dilakukan para orang tua dari
generasi ke generasi. Segala hal harus sesuai dengan kehendak Anda, jika tidak
mau maka teror pun Anda lakukan. Misalnya menurut Anda pakaian t-shirt dengan
rok jeans yang warnanya senada itu pakaian yang paling bagus untuk anak.
Sedangkan menurut anak rok kotak-kotak berwarna merah dengan t-shirt kuning
garis-garis sudah sangat keren. Dengarkan pendapat anak. Ia memang masih kecil,
tapi tidak berarti suaranya tidak didengar oleh Anda atau orang dewasa . Saat
Anda mau mendengarkan pendapatnya, ini juga menjadi cara untuk ajarkan anak
belajar mendengarkan orang lain
C. Sistem
Reproduksi Dan Masalahnya
Tidak
semua remaja memahami sistem reproduksi manusia. Membicarakan sistem reproduksi
dianggap tabu dibeberapa kalangan remaja. Perubahan yang terjadi pada sistem
reproduksi pada masa kehamilan, persalinan, pasca persalinan
dijelaskan.Penjelasan juga diberikan mengenai perawatan bayi. Gangguan sistem
reproduksi yang dijelaskan seperti gangguan menstruasi, kelainan sistem
reproduksi dan penyakit. Penyakit sistem reproduksi yang dimaksud seperti
penyakit-penyakiit hubungan seksual, HIV /AIDS dan tumor.
Indonesia
dengan situasi geografisnya terdapat 1.300 pulau besar dan kecil, penyebaran
penduduk yang belum merata, tingkat sosial ekonomi dan pendidikan belum
memadai, sehingga menyebabkan kurang kemampuan dalam menjangkau tingkat
kesehatan tertentu.
Masalah
kesehatan reproduksi menjadi perhatian bersama dan bukan hanya individu yang
bersangkutan, karena dampaknya luas menyangkut berbagai aspek kehidupan dan
menjadi parameter kemampuan negara dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan
terhadap masyarakat. Dengan demikian kesehatan alat reproduksi sangat erat
hubungannya dengan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian anak (AKA).
Indonesia
merupakan negara berkembang dan anggota ASEAN yang mempunyai angka kematian ibu
(AKI) tertinggi.
Sedangkan
angka kematian anak di Indonesia 70/1.000. Dengan demikian masalah ini
merupakan tantangan besar bagi upaya meningkatkan sumber daya manusia.
Sebagai
ketetapan yang dimaksudkan dengan kesehatan reproduksi adalah kemampuan seorang
wanita untuk memanfaatkan alat reproduksi dan mengatur kesuburannya
(fertilitas) dapat menjalani kehamilan dan persalinan secara aman serta
mendapatkan bayi tanpa risiko apapun atau well health mother dan well born baby
dan selanjutnya mengembalikan kesehatan dalam batas normal. Dalam survei yang
dilakukan oleh WHO, menetapkan 5 jenis ketentuan sebagai !criteria klasifikasi
wanita yaitu kesehatan, perkawinan, pendidikan, pekerjaan, dan persamaan.
Sadar
akan keadaan demikian, pemerintah dan diikuti oleh kalangan swasta telah
mendirikan pusat-pusat kesehatan untuk mendekatkan pelayanan terhadap
masyarakat. Di samping itu penyebaran Bidan di Desa merupakan gagasan
pemerintah untuk menggantikan peranan dukun yang masih dominan di tengah
masyarkat, sehingga mendapatkan pelayanan yang bermutu dan menyeluruh. Meskipun
angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian anak (AKA) masih belum dapat
diturunkan secara berarti. Keadaan ini dapat berubah bila mengikutsertakan
masyarakat menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan, dengan secara aktif
mengambil bagian untuk memelihara kesehatannya.
Di
samping itu dalam pelayanan dan pertolongan persalinan telah diupayakan dengan
memakai sistem partograf WHO, sehingga ibu hamil dan bersalin dikirimkan pada
tingkat garis “waspada.” Keberhasilan dalam pelaksanaan gagasan ini bergantung
pada kemampuan dalam memberi pengawasan selama hamil (antenatal) serta
konsultasi gizi.
Keluarga
berencana juga memegang peranan penting untuk dapat mengatur jarak kehamilan,
mengatur jumlah kehamilan (sehingga komplikasi dapat ditekan), dan meningkatkan
usia kawin dan hamil sampai mencapai masa reproduksi sehat,
Dengan
demikian kesehatan reproduksi merupakan masalah vital dalam pembangunan
kesehatan. Kesehatan reproduksi tidak dapat diselesaikan dengan jalan melakukan
tindakan kuratif (pengobatan), tetapi merupakan masalah masyarakat yang masih
dapat diperbaiki. Indonesia dianggap telah berhasil untuk mengatur kesehatan
reproduksi melalui gerakan keluarga berencana, Melalui penurunan tingkat
kelahiran, ditambah makin meningkatnya kesehatan, AKI dapat menurun secara
berarti, sedangkan AKA dapat diturunkan menjadi 56/1.000 persalinan.
Meskipun
demikian upaya untuk meningkatkan derajat kehidupan wanita melalui perluasan
lapangan kerja, meningkatkan pendidikan, dan persamaan kewajiban dan hak, masih
memerlukan perjuangan untuk dapat ikut serta menurunkan angka kematian dan
meningkatkan kesehatan wanita khususnya kesehatan reproduksi.
Di
lain pihak yang mengecewakan adalah makin meningkatnya faktor infeksi alat
reproduksi, oleh karena terjadi semacam revolusi seksual yang menjurus ke arah
liberalisasi, dengan makin derasnya arus informasi pada era globalisasi dunia.
Infeksi mempunyai akibat yang menyedihkan pada kesehatan reproduksi yang
berakhir dengan infertilitas (kemandulan) dan meningkatnya kejadian kehamilan
ektopik.
Untuk
mencapai sasaran agar tercapai kesehatan alat reproduksi sehingga dapat
menghasilkan generasi sehat rohani dan jasmani, perlu dilakukan berbagai upaya
pencegahan dan diagnosis dini, melalui pengobatan yang tepat dan berhasil guna.
Dapat dikatakan alat reproduksi adalah alat untuk prokreasi dan kreasi
diupayakan semaksimal mungkin sehingga tercapai well health motherfir well born
baby.
Dengan
tercapainya kesejahteraan masyarakat diharapkan tercapai kesehatan reproduksi
yang prima, dan dapat menghasilkan status politik, sosial-ekonomi, budaya,
ketahanan dan keamanan keluarga (poleksosbudhankam) tinggi, yang sangat
berpengaruh terhadap kualitas individu (manusia) dan akhirnya secara berantai
dapat meningkatkan kualitas masyarakat dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Dengan
demikian melalui pembangunan diharapkan dapat mengubah lingkaran kemiskinan
menjadi lingkaran kesejahteraan, sehingga kesehatan umum masyarakat dan
kesehatan reproduksi dapat meningkatkan generasi yang berkualitas. Secara rinci
dapat dikemukakan bahwa pada masa remaja penekanannya pada bagaimana
menghindari bahaya infeksi alat reproduksi sehingga terhindar dari komplikasi,
masa reproduksi kesehatannya dapat dijaga dengan memanfaatkan metode keluarga
berencana, sehingga jumlah dan interval keharnilan dapat diperhitungkan untuk
meningkatkan kualitas reproduksi dan kualitas generasi.
Pertolongan
persalinan berorientasi pada “well health mother for well born baby” melalui
persalinan yang tidak menimbulkan trauma (tidak membahayakan) dengan persalinan
spontan, tindakan operasi ringan persalinan dan seksio sesarea. Permintaan
persalinan seksio sesarea (melalui operasi dinding perut) akan meningkat, juga
permintaan untuk KB dengan metode operasi wanita (MOW) melalui teknik
vasektomi.
Pada
masa menopause, pascamenopause, dan senium penekanan ditujukan pada penyakit
degenerasi, sehingga diagnosis dini sangat penting
d. Penyakit
yang berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan atau sebaliknya.
Remaja yang siap sebagai ibu harus dapat
mengetahui penyakit- penyakit yang memberatkan kehamilan atau persalinan atau
juga penyakit yang akan membahayakan dalam masa kehamilan atau persalianan.
Penyakit-penyakit tersebut perlu dijelaskan.
Penyakit yang perlu dan penting dijelaskan
sewaktu mengadakan bimbingan antara lain penyakit jantung, penyakit ginjal,
hipertensi, DM, anemia, tumor.
e. Sikap
dan perilaku pada masa kehamilan dan persalinan
Perubahan
sikap dan perilaku dapat terjadi pada masa kehamilan dan persalinan. Akibat
perubahan sikap dan perilaku akan mengganggu kesehatan, misalnya pada masa
hamil muda terjadi gangguan psikologi misalnya benci terhadap seseorang (suami)
atau benda tertentu. Emosi yang berlebihan dimungkinkan akibat perubahan
perilaku. Pada masa persalinan atau pasca persalinan gangguan jiwa mungkin
terjadi.
Disamping
hal tersebut diatas masih ada lagi permasalahn remaja dan dikaitkan dengan
kesehatan keluarga. Bidan harus dapat memberikan bimbingan sewaktu remaja
berkonsultasi atau memberikan penyuluhan. Bila masalah remaja menyangkut bidang
alin maka dapat dirujuk pada yang lebih ahli. Misalnya bila remaja merasa
ketakutan yang amat sangat dalam menghadapi kehamilan dapat dirujuk kedokter
spesialis jiwa atau ke psikolog.
Bimbingan
remaja dilakukan melalui organisasi remaja seperti karang taruna , pramuka,
organisasi pelajar, mahasiswa dan pemuda.
2. PROMOSI KESEHATAN SAAT HAMIL
Salah satu unsur yang penting untuk
menurunkan angka kematian ibu dan bayi adalah memelihara kesehatan ibu hamil.
Bidan harus memiliki data ibu hamil yang berada diwilayah kerjanya. Data ini
dapat diperoleh dari pencatatan yang dilakukan sendiri atua dari kantor desa/
kelurahan. Dari data tersebut dapat diatur strategi pemeliharaan kesehatan ibu
hamil.
Semua ibu hamil dianjurkan agar memeriksakan
kesehatan dirinya sedini mungkin. Anjuran tersebut disampaikan kepada
masyarakat melalui kelompok ibu-ibu atau pemimpn desa. Pemeriksaan kehamilan
dilakukan minimal 4 kali, yaitu pada Trimester pertama 1 kali, Trimester dua 1
kali dan pada Trimester tiga 2 kali.
Pada ibu hamil dengan resiko tinggi
pemeriksaan dilakukan lebih sering dan intensif. Untuk itu bidan harus
mengadakan pendekatan langsung kepada ibu hamil atau pendekatan dapat dilakukan
melalui dukun terlatih, kader posyandu, atau peminat KIA.
Melalui pemeriksaan teratur dapat diketahui
perkembangan kesehatan ibu. Bila ditemukan adanya gangguan kesehatan, tindakan
dapat dilakukan sesegera mungkin.
Pemeriksaan kesehatan ibu dilakukan dengan
menggunnakan pendekatan menajemen kebidaanan. Didalam menajemen kebidanan
pemeriksaan kesehatan mencakup langkah identifikasi dan analisa masalah serta
penentuan diagnosa.
Pemeriksaan dimulai dengan pengumpulan data
subyektif yang dilakukan dengan wawancara atau anamnesa, lalu dilanjutka
pengumpulan data obyektif yang dilakukan dengan pemeriksaan fisik, melakukan
diagnosa, rencana asuahn dan tindaka.
Pemeliharaan kesehatan ibu
hamil :
a)
Makanan sehat
Kalau
hamil, jangan makan ikan, jangan makan ini, jangan makan itu. Wah, bisa
kekurangan nutrisi dong ya kalau kita menuruti anjuran jangan dari kiri-kanan.
Memang saat hamil, kita harus hati-hati terhadap makanan, namun bukan jenis
makanannya yang harus kita hindari, tetapi, perhatikan jumlahnya, kandungan
gizinya dan keseimbangan nutrisinya. Usahakan untuk makan rutin dengan menu
seimbang (4 sehat 5 sempurna) atau paling tidak lengkapi menu Anda dengan sayur
dan buah. Adakalanya, ibu hamil disarankan untuk berdiet, ikuti anjuran dokter,
dan siapkan menu diet Anda.Tapi jika Anda memang tidak bermasalahan dengan
berat badan selama hamil, sedikit camilan pada jam-jam antara makan utama,
diperbolehkan, pilih camilan sehat yang rendah lemak seperti keripik buah atau
sari kacang hijau, dll. Vitamin dan suplemen ibu hamil yang telah diresepkan
dokter, jangan sampai terlewatkan.
b) Olahraga
teratur
Hamil,
bukanlah alasan untuk Anda bermalas-malasan dan lantas melupakan jadwal
aerobic, yoga atau berenang. Saat hamil, olahraga juga sangat dibutuhkan,
setidaknya lakukan olahraga ringan seperti jalan kaki rutin setiap hari minimal
10 menit dan olahraga yang biasa Anda lakukan setidaknya 1 minggu sekali.
Bahkan kini ada senam khusus yang mudah Anda pelajari dirumah, melaluni CD atau
buku-buku kehamilan. Membiasakan bergerak saat hamil, terutama di minggu-minggu
terakhir kehamilan, akan membantu proses persalinan lebih mudah.
c)
Istirahat
Bekerja
saat hamil memang tidak dilarang bahkan dianjurkan untuk tetap aktif dikantor
atau di pekerjaan Anda. Namun, disela-sela jadwal itu jangan lupa untuk
istirahat. Setidaknya, pejamkan mata Anda 10-15 menit setiap lepas jam makan
siang, atau jika memang diperlukan, rebahkan badan Anda beberapa waktu dan
hirup oksigen secara teratur tarik dan hembuskan dalam beberapa hitungan (3x8
hitungan) dan rasakan kesegaran tubuh Anda kembali. Malam hari, usahakan untuk
tidur tepat waktu dengan waktu tidur setidaknya 6 jam. Ibu hamil membutuhkan
waktu istirahat yang lebih lama, dan saat istirahat itulah saat baik bagi
perkembangan janin.
d)
Kebersihan
Bagi
ibu hamil, kebersihan haruslah sangat diperhatikan, tidak hanya kebersihan
tubuh dengan rutin mandi, mencuci rambut, dll. Perlu menjaga pula kebersihan
makanan yang akan dimakan, kebersihan lingkungan termasuk udara, juga harus
diperhatikan. Saat hamil, kita lebih banyak mengeluarkan keringat, dan sering
buang air kecil, yang memungkinkan tubuh rentan terpapar kuman bahkan bakteri.
e)
Pemeriksaan rutin
Dan,
untuk mengetahui kondisi kehamilan dan kesehatan Anda, sangat dianjurkan pada
ibu hamil, untuk rutin memeriksakan kehamilannya pada dokter atau petugas
medis, sesuai jadwal yang telah diberikan. Ikuti petunjuk dan ingat baik-baik
hasil diagnosanya, agar memudahkan Anda mengetahui keadaan kehamilan sampai
persalinan nanti.
3. PROMOSI KESEHATAN PERSALINAN
Persalinan adalah suatu hal yang dihayati.
Walaupun demikian ibu dalam masa persalinan memerlukan bantuan bidan. Kehadiran
bidan sewaktu ibu dalam masa persalinan adalah untuk menyelamatkan ibu dan
bayinya melalui bimbingan dan bantuan agar persalinan terjadi secara fisiologis
didalam kondisi lingkungan yang sehat.
a)
Kala pertama
Awal kala pertama di tunjukan dengan
kontraksi uterus ringan. Rasa sakit mulai dari punggung dan meluas ke perut
bawah. Kontraksi ini biasanya terjadi setiap 10 sampai 15 menit dan berlangsung
selama 30 detik. Dari vagina keluar cairan berlendir dan campuran sedikit
darah.
Pemeriksaan abdomen dilakukan untuk
menentukan letak dan denyut jantung bayi. Denyut jantung bayi diperiksa setiap
4 jam. Tanda vital ibu juga diperiksa setiap 4 jam. Ibu diberi tahu bahwa
persalinan mulai dan upayakan agar ibu tenang.
Bila ketuban belum pecah ibu
diperkenankan berjalan atau melakukan pekerjaan biasa. Bila kontraksi uterus
semakin kuat setiap 3-5 menit. Pemeriksaan dalam dilakukan. Dalam kondisi
demikian serviks membuka dari 3 sampai 8 cm. Diperiksa apakah ketuban sudah
pecah.
Ibu
mungkin merasa cemas, sangat tidak enak, nyeri dan tekanan pada panggul
bertambah. Bidan selalu berada disamping pasien ibu ditenangkan, diajari
bernafas dengan dada selama kontraksi. Ibu dianjurkan tidur pada awal
persalinan untuk menyusun tenaga. Alat-alat persalinan disediakan, demikian
pula tempat tidur dan tempat tidur untuk bayi.
Menjelang
akhir kala satu umumnya ibu semakin gelisah, kadang-kadang tungkai dan tangan
bergetar. Dahi dan atas-atas bahu ibu berkeringat, muka kemerah-merahan. Dalam
kondisi demikian ibu diminta bernafas dengan dada.
b. Kala dua
Pada
kala dua bidan melakukan tindakan sebagai berikut:
1) Ibu
diajari cara mengedan pada waktu datangnya kontraksi
2) Ibu
menarik nafasdalam-dalam dan menahan nafas dengan mulut, kepala diangkat dan
mengedan dengan kekuatan otot dan perut. Pada saat bersamaan ibu diminta
mengendorkan otot dasar panggul, ibu mengedan selama kontraksi dan beristirahat
bila kontraksi berhenti.
3) Kepala
bayi disokong, segera setelah melintas mulut vagina. Kepala tersebut sedikit
diputar apabila keluar tengkurap untuk menjaga berlangsungnya peredaran darah.
Lendir dibersihkan dari hidung dan mulut bayi.
4) Bayi
disambut sampai keseluruhannya lahir dan kemudian diletakkan diatas perut ibu
untuk melakukan IMD.
5) Beri
ucapan selamat kepada ibu dan beritahukan tentang keadaan dan jenisnya.
c. Kala
tiga
Periode
pada waktu kala ketiga ini berlangsung sekitar 1-20 menit, kontraksi rahim dan
tidak nyeri. Tanda- tanda plasenta terlepas adalah uterus berkontraksi dan
berbentuk bulat, tali pusat memanjang. Ibu disuruh mengedan bila rahim
berkontraksi untuk mengeluarkan plasenta. Darah keluar dari vagina.
d. Kala
empat
Pada
fase ini uterus teraba dan uterus berkontraksi secara berkala, perdarahan dari
vagina keluar sehingga penggantian kain diperlukan. Dalam fase ini, ibu
istirahat total ditempat tidur dan beri minum bila kehausan. Perdarahan
pervagina selalu diamati, demikian pula tanda-tanda vital.
4. PROMOSI KESEHATAN NIFAS
Promosi kesehatan nifas dapat diberikan
kepada ibu pasca persalinan dan keluarganya. Ini diberikan untuk menambah
pengetahuan ibu dan keluarga dalam menghadapi masa nifas ini ibu, sehingga
dalam masa nifas ini ibu dan keluarga siap dan tahu apa yang harus dilakukan
dan tidak boleh di lakukan.
Tujuan promosi kesehatan nifas adalah :
a) Menjaga
kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis
b) Mendukung
dan memperkuat keyakinan diri ibu dan memungkinkan ia melaksanakan peran ibu
dalam situasi keluarga dan budaya yang khusus
c) Memberikan
pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga
berencana, menyusui, pemberian imunisasi, kepada bayinya dan perawatan bayi
sehat.
Setelah
pasca persalinan ini, bidan sangat dibutuhkan dalam menghadapi dan memantau ibu
terutama selama 2 jam persalinan. Hal ini karena selama 2 jam pasca persalinan
rentan akan komplikasi-komplikasi pada ibu. Dalam masa nifas, tanyakan tentang
perasaan ibu. Biasanya ibu merasa capek dan lemah.
Keadaan
fisik nya diperiksa terutama uterus, tanda-tanda vital dan daerah vagina. Bila
keadaan ibu tetap normal, dianjurkan bayi segera diteteki lagi. Ibu dan bayi
diberi kesempatan beristirahat. Makan ringan setiap waktu, bangun bila mau
kencing, bayi tidak boleh diberi apapu kecuali ASI. Ibu diberitahukan agar
menjaga kesehatan perineum terutama waktu buang air kecil dan air besar.
Berdasarkan
program dan kebajikan teknis masa nifas, paling sedikit dilakukan 4 kali
kunjungan masa nifas, untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir untuk
mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi. Jadi ibu dan keluarga
diberitahu untuk kontrol pada : 6-8 jam setelah persalinan, 6 hari setelah
persalinan, 2 minggu setelah persalinan, 6 minggu setelah persalinan.
Masa
nifas dimulai setelah partus selesai dan berakhir ketika alat – alat kandunga
seperti sebelum hamil.
Perubahan yang terjadi pada masa nifas :
a. Suhu
badan
Suhu
badan wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 0 C. sesudah partus dapat naik + 0,5
0 C dari keadaan normal, tetapi tidak melebihi 38,0 0C sesudah 12 jam pertama
melahirkan, umumnya suhu badan akan kembali normal. Bila suhu badan lebih dari
38 0C mungkin ada infeksi
b. Nadi
Pada
umumnya nadi berkisar antara 60 – 80 denyutan atau menit. Segera setelah partus
dapat terjadi brakikardi. Bila terdapat takikardi sedangkan badan tidak panas
mungkin ada perdarahan berlebihan atau ada vitium kordis pada penderita. Pada
masa nifas umumnya denyut nadi labil dibandingkan dengan suhu badan.
c. Hemokonsentrasi
Pada
masa hamil didapat hubungan pendek yang dikenal sebagai “ shunt “antara
sirkulasi ibu dan plasenta. Setelah melahirkan shunt akan hilang dengan
sendirinya dan tiba – tiba. Volume darah pada ibu relatif akan bertambah.
Keadaan ini menimbulkan pada jantung, sehingga dapat menimbulkan dekompensasi
kordis pada penderta vitium kordis.
d. Laktasi
Sejak kehamilan muda, sudah terdapat
persiapan – persiapan pada kelenjar mamae untuk menghadapimasa laktasi ini.
Perubahan yang terdapat pada kedua mamae antara lain :
1)
Proliferasi jaringan, terutama kelenjar –
kelenjar dan alveolus mamae dan lemak.
2)
Pada duktus laktiferus terdapat cairan yang
kadang – kadang dapat dikeluarkan ( kolostrum ).
3)
Hipervaskularisasi terdapat pada permukaan
maupun pada bagian dalam mamae.
4)
Setelah persalinan, pengaruh menekan estrogen
dan progesteron hilang.maka timbul pengaruh hormon laktogenik ( LH ) atau
prolaktin yang akan merangsang air susu.
Lochea yaitu cairan sekret yang berasal dari
kavum uteri dan vagina dalam masa nifas.
1) Lochea
rubra atau kruenta
Berisi
darh segar dan sisa – sisa selaput ketuban, sel – sel desidua, verniks kaseosa,
lanugo dan mekonium selama 2 hari pasca persalinan.
2) Lochea
sanguinolenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan
lendir, terjadi pada hari ke 3 sampai 7 pasca persalinan.
3) Lochea
serosa
Berwarna kuning, cairan tidak berdarah
lagi, terjadi pada hari ke 7 sampai 14 pasca persalinan.
4) Lochea
alba
Merupakan
cairan putih, terjadi setelah 2 minggu.
5) Lochea
purulenta
Biasanya lochea berbau agak sedikit amis,
kecuali bila terdapat infeksi
6) Lokhiostasis
Lochea tidak lancar keluarnya. Berbagai
perubahan pada perineum, vagina dan vulva Berkurangnya sirkulasi progesteron
mempengaruhi otot – otot pada panggul, perineum, vagina dan vulva. Proses ini
membantu pemulihan kearah tonisitas atau elastisitas normal dari ligamentum
otot rahim.ini merupakan proses bertahap yang akan berguna apabila ibu
melakukan ambulasi dini, senam masa nifas dan mencegah timbulnya konstipasi.
Progesteron juga meningkatka pembuluh darah pada vagina dan vulva selama
kehamilan dan persalinan biasanya menyebabkan timbulnya beberapa hematoma dan
edema pada jaringan ini dan pada perineum.
5. Sistem Rujukan
a) Pengertian
Sistem
Rujukan adalah suatu system penyelenggaraan pelayanan
kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggungjawabtimbal balik
terhadap suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan secaravertikal dalam arti
dari unit yang berkemampuan kurang kepada unit yanglebih mampu atau secara horizontal dalam arti antar unit-unit yangsetingkat
kemampuannya.
b) Jenis
RujukanRujukan secara konseptual terdiri atas :
1) Rujukan Medik yang pada dasarnya menyangkut masalah pelayanan
medik perorangan yang antara lain meliputi :
Rujukan kasus untuk keperluan diagnostic, pengobatan,tindakan
operasi dan lain-lain.
2)
Rujukan spesimen untuk
pemeriksaan laboratorium klinik yang lengkap.
3)
Rujukan ilmu
pengetahuan antara lain mendatangkan ataumengirim
tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk melakukan
tindakan, memberi pelayanan, alih pengetahuandan teknologi dalam
meningkatkan kualitas pelayanan.
c) Rujukan Kesehatan Masyarakat pada dasarnya menyangkutmasalah
kesehatan masyarakat luas yang meliputi
1) Rujukan sarana berupa antara lain bantuan laboratoriumkesehatan,
teknologi kesehatan.
2) Rujukan tenaga dalam bentuk antara lain dukungan tenaga
ahli untuk
penyidikan sebab dan asal usul penularan penyakit serta penanggulangannnya pada bencana alam dan gangguan.
3)
Rujukan operasional
berupa antara lain bantuan obat, vaksin, pangan
pada saat terjadi bencana, pemeriksaan specimen jikaterjadi
keracunan masal, pemeriksaan air minum penduduk
d. Jalur Rujukan Kesehatana).
1) Rujukan
Pelayanan Medis
a) Antara masyarakat dengan puskesmas
b) Antara Puskesmas Pembantu/Bidan di Desa dengan Puskesmas
c) Intern antara petugas Puskesmas/Puskesmas Rawat Inap
d) Antara Puskesmas dengan Rumah Sakit, Labratorium ataufasilitas
pelayanan lainnya.
2) Rujukan
Pelayanan Kesehatan
a) Dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
b) Dari Puskesmas ke instansi lain yang lebih kompeten
baik intrasektoral maupun lintas sektoral.
c) Jika rujukan di Kabupaten/Kota masih belum mampumenanggulangi,
dapat diteruskan ke Provinsi/Pusat.
6. Pelayanan kespro PUS dan WUS
a) WUS
adalah wanita usia subur dengan batasan umur 15-49 tahun.
b) PUS
adalah pasangan suami dan istri yang dalam batasan usia subur.
c) Perempuan
merupakan kelompok rawan dalam kespro sehingga perlu perhatian Khusus.
d) Peran
dan tanggunga jawab laki-laki terhadap kesehatan perempuan.
e) Pada
saat sudah menarche itulah tanda wanita bisa hamil.
f) Usia
yang tepat untuk hamil, bersalin dan nifas adalah 25-35 tahun (Reproduksi
sehat).
g) Resiko
Kematian wanita meningkat pada saat hamil, bersalin dan nifas, oleh karena itu
perlu diwaspadai 3T, 4T, persalinan oleh dukun dan riwayat kesehatan ibu.
Beberapa
hal yang harus diperhatikan PUS dan WUS
a. Prioritas
pelayanan KB adalah PUS dan keadaan 4T.
b. Tanggunga
jawab dalam keikutsertaan berKB adalah tanggung jawab suami dan istri.
c. Setiap
merode kontrasepsi mempunyai keuntungan kerugian dan pelayanan KB harus
memberikan nasehat dan konselingnya.
Pelayanan kespro pada menopause
a. Masalah
kespro pada lansia dirasakan oleh wanita Ketika masa suburnya berakhir
(menopause) dan pada laki-laki Ketika mengalami disfungsi seksual dan kesuburan
(andropause).
b. Umur
menopause pada wanita rata-rata 46-49 tahun dan andropause biasanya diatas 55
tahun.
c. Biasanya
wanita berusia 40 tahun haidnya tidak teratur dan dikatakan sudah tidak subur
lagi oleh karena itu kemungkinan hamilnya kecil.
d. 4-5
tahun sebelum menopause disebut klimakterium dan wanita akan merasakan
perubahan dalam tubuhnya. Tapi tidak semua wanita mengalaminya.
e. Masalah
kesehatan akibat menopause adalah hot fush, gangguan psikologi, gangguan panca
indera, gangguan saluran kemih, kalainan kulit, rambut, gigi dll. Sedangkan
dampak jangka panjang akibat Berkurangnya hormone estrogen adalah osteoporosi,
kepikunan (dementia atau alzheimeir).
f. Pencegahan
masalah menopause antara lain pemeriksaan alat kelamin termasuk papsmear,
perabaan payudara (sadari), hindari makanan yang banyak mengandung lemak, kopi
dan alcohol, olahraga dan refreshing.
7. PROMOSI KESEHATAN MENYUSUI
Promosi kesehatan menyusui merupakan suatu
proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pengetahuannya mengenai
manfaat menyusui, khususnya ibu-ibu pasca persalinan tahu dan mau menyusui
anak-anaknya segera setelah lahir.
Dalam promosi kesehatan menyusui dini, bidan
antara lain memberi dukungan dalam pemberian ASI, memberitahu manfaat pemberian
ASI, komposisi gizi dalam ASI, hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI,
tanda-tanda bayi cukup ASI, ASI eksklusif, IMD (Inisiasi menyusui dini ), cara
menyusui yang benar, dan masalah dalam menyusui beserta cara mengatasinya.
Dengan di berikan pengetahuan tentang menyusu
ini, diharapkan tingkat kesehatan masyarakat akan semakin meningkat. Ini
berhubungan dengan manfaat ASI sendiri yaitu menjaga tubuh agar tidak mudah
terserang penyakit (meningkatkan antibodi bayi)