A.
Caput succedaneum
Caput succedaneum
adalah pembekalan difus jaringan lunak kepala yang dapat melampaui sutura.
Cuput succedaneum merupakan akibat sekunder dari tekanan uterus atau dinding
vagina pada kepala pada saat proses kelahiran spontan. Isi dari pembengkakan
ini adalah getah bening. Bidan perlu meyakinkan pada ibu bahwa, keadaan bayi
tidak mengkhawatirkan. Bayi tidak memerlukan tindakan dan tidak ada gejala sisa
yang dilaporkan. Pembengkakan akan hilang spontan dalam 2-4 hari setelah lahir.
Caput sucsedanum
adalah pembengkakan yang edematosa atau kadang-kadang ekimotik dan difus dari
jaringan lunak kulit kepala yang mengenai bagian yang telah dilahirkan selama
persalian verteks. Edema pada caput sucsedanum dapat hilang pada hari pertama,
sehingga tidak diperlukan terapi. Tetapi jika terjadi ekimosis yang luas, dapat
diberikan indikasi fototerapi untuk kecebderungan hiperbilirubin. Kadang-kadang
caput sucsedanum disertai dengan molding atau penumpangan tulang parientalis,
tetapi tanda tersebut dapat hilang setelah satu minggu. (Dwienda Octa,2014)
Caput succedaneum ini
ditemukan biasanya pada presentasi kepala, sesuai dengan posisi bagian yang
bersangkutan. Pada bagian tersebut terjadi oedema sebagai akibat pengeluaran
serum dari pembuluh darah. Caput succedaneum tidak memerlukan pengobatan khusus
dan biasanya menghilang setelah 2-5 hari.(Sarwono Prawiroharjo.2002).
B. Etiologi Caput Succedaneum dan Cephalhematoma
Caput succedaneum terjadi karena adanya
tekanan yang kuat pada kepala pada saat memasuki jalan lahir sehingga terjadi
bendungan sirkulasi perifer dan limfe yang disertai dengan pengeluaran cairan
tubuh ke jaringan ekstravaskuler. Keadaan ini bisa terjadi pada partus lama
atau persalinan dengan Vaccum ektrasi. Cephalhematoma dapat terjadi karena :
1)
Persalinan lama
Persalinan yang lama dan sukar, dapat
menyebab kan adanya tekanan tulang pelvis ibu terhadap tulang kepala bayi, yang
menyebabkan robeknya pembuluh darah.
2)
Tarikan vakum atau cunam
Persalinan yang dibantu dengan vacum atau cunam yang kuat dapat
menyebabakan penumpukan darah akibat robeknya pembuluh darah yang melintasi
tulang kepala ke jaringan periosteum.
3)
Kelahiran sungsang yang mengalami kesukaran melahirkan
kepala bayi.
C. Gejala-gejala Caput Succedaneum dan Cephalhematoma
Gejala terjadinya Caput
succedaneum antara lain:
1)
Udema di kepala
2)
Terasa lembut dan lunak pada perabaan
3)
Benjolan berisi serum dan kadang bercampur dengan darah
4)
Udema melampaui tulang tengkorak
5)
Batas yang tidak jelas
6)
Permukaan kulit pada benjolan berwarna ungu atau kemerahan
7)
Benjolan akan menghilang sekitar 2-3 minggu tanpa
pengobatan.
Gejala terjadinya
Cephalhematoma antara lain:
1)
Adanya fluktuasi
2)
Adanya benjolan, biasanya baru tampak jelas setelah 2 jam
setelah bayi lahir
3)
Adanya chepal hematoma timbul di daerah tulang parietal,
Berupa benjolan timbunan kalsium dan sisa jaringan fibrosa yang masih teraba.
Sebagian benjolan keras sampai umur 1-2 tahun.
4)
Kepala tampak bengkak dan berwarna merah.
5)
Tampak benjolan dengan batas yang tegas dan tidak melampaui
tulang tengkorak
6)
Pada perabaan terasa mula – mula keras kemudian menjadi
lunak.
7)
Benjolan tampak jelas lebih kurang 6 – 8 jam setelah
lahir
8)
Benjolan membesar pada hari kedua atau ketiga
9)
Benjolan akan menghilang dalam beberapa minggu.
D. Patofisiologi
1.
Caput succedaneum
Pada kala II lama terjadi penekanan otot diafragma pelvis mengakibatkan
spasme pintu panggul. Dengan adanya gaya berat, mengakibatkan kontraksi uterus
sehingga tulang kepala tertekan. Sehingga fontanel meregang dan CSS (Central
Canal of Spinal cord) tidak bisa mengalir ke seluruh otak. Sehingga CSS
menerobos ke jaringan atau intraviber. Sehingga potensial (cairan) tedorong ke
bagian ubun-ubun besar dan terjadi timbunan CSS dibawah kulit kepala. Sehingga menyebabkan
Caput Succedaneum.
Kelainan ini timbul karena tekanan yang keras pada kepala ketika
memasuki jalan lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi kapiler dan limfe
disertai pengeluaran cairan tubuh ke jaringan extravasa. Benjolan caput ini
berisi cairan serum dan sering bercampur dengan
sedikit darah.
sedikit darah.
Benjolan dapat terjadi sebagai akibat bertumpang tindihnya tulang kepala
di daerah sutura pada suatu proses kelahiran sebagai salah satu upaya bayi
untuk mengecilkan lingkaran kepalanya agar dapat melalui jalan lahir. Umumnya
moulage ini ditemukan pada sutura sagitalis dan terlihat segera setelah bayi
lahir. Moulage ini umumnya jelas terlihat pada bayi premature dan akan hilang
sendiri dalam satu sampai dua hari.
2.
Cephalhematoma
Cephal hematoma terjadi akibat robeknya
pembuluh darah yang melintasi tulang kepala ke jaringan poriosteum. Robeknya
pembuluh darah ini dapat terjadi pada persalinan lama. Akibat pembuluh darah
ini, timbul timbunan darah di daerah subperiosteal yang dari luar terlihat
benjolan. Bagian kepala yang hematoma bisanya berwarna merah akibat adanya
penumpukan daerah yang perdarahan sub periosteum.
E. Penanganan
1.
Caput Succedaneum
Untuk melakukan penanganan pada kasus caput
succedaneum sebagai berikut:
a.
Bayi dirawat seperti bayi normal
b.
Awasi keadaan umum bayi
c.
Lingkungan harus dalam keadaan baik, cukup ventilasi,
masuk sinar matahari (agar tidak terjadi hipotermi).
d.
Pemberian ASI yang adekuat, ajarkan ibu cara menetekan
dengan tiduran untuk mengurangi anak jangan sering diangkat, agar benjolan tidak
meluas karena tekanannya meninggi dan cairan serebrospinalis meningkat keluar.
e.
Stimulus secara pelan untuk merangsang pembuluh limfe
dibawah kulit.
f.
Memberikan konseling kepada orang tua tentang:
1)
Keadaan trauma pada bayi, tidak usah cemas karena benjolan
akan menghilang dalam 2 – 5 hari.
2)
Perawatan bayi sehari-hari.
3)
Manfaat dan cara pemberian ASI (bisa dengan sendok)
g.
Mencegah terjadinya infeksi dengan cara:
1)
Perawatan tali pusat dengan baik.
2)
Personal hygiene yang baik pada daerah luka.
3)
Pemberian ASI yang adekuat.
2.
Cephalhematoma
Cephal hematoma umumnya tidak memerlukan
perawatan khusus. Biasanya akan mengalami resolusi khusus sendiri dalam 2-8
minggu tergantung dari besar kecilnya benjolan. Namun apabila dicurigai adanya
fraktur, kelainan ini akan agak lama menghilang (1-3 bulan) dibutuhkan
penatalaksanaan khusus antara lain :
1)
Menjaga kebersihan luka
2)
Tidak boleh melakukan massase luka/benjolan Cephal
hematoma
3)
Pemberian vitamin K Bayi dengan Cephal hematoma tidak
boleh langsung disusui oleh ibunya karena Pergerakan dapat mengganggu pembuluh
darah yang mulai pul