SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA DAN HEWAN


SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA DAN HEWAN


BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG
Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan. Pernapasan adalah proses ganda yaitu terjadinya pertukaran gas di dalam jaringan atau “pernapasan dalam” dan yang terjadi didalam paru-paru “pernapasan luar”. Pernapasan Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara. Pernapasan Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.
Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas. Pada hewan berkaki empat, sistem pernapasan umumnya termasuk saluran yang digunakan untuk membawa udara ke dalamparu-paru di mana terjadi pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk dan juga mengeluarkannya. Berbagai variasi sistem pernapasan ditemukan pada berbagai jenis makhluk hidup.
1.      Sistem pernafasan terdiri daripada hidung , trakea , peparu , tulang rusuk ,otot interkosta bronkus bronkiol,alveolus dan diafragma.
2.      Udara disedot ke dalam paru-paru melalui hidung dan trakea.
3.      Dinding trakea disokong oleh gelang rawan supaya menjadi kuat dan sentiasa terbuka.
4.      Trakea bercabang kepada bronkus kanan dan bronkus kiri yang disambungkan keparu-paru.
5.      Kedua-dua bronkus bercabang lagi kepada bronkiol dan alveolus pada hujung bronkiol.

B.  Rumusan masalah
1.      Apa pengertian sistem pernafasan ?
2.      Apa saja jenis – jenis sistem pernafasan ?
3.      Apa saja alat – alat sistem pernafasan pada manusia ?
4.      Apa saja Kelainan/Gangguan Sistem Pernapasan/Respirasi pada Manusia ?
5.      Bagaimana sistem pernafasan pada hewan vertebrata ?

C.  Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian sistem pernafasan
2.      Untuk mengetahuijenis – jenis sistem pernafasan
3.      Untuk mengetahui alat – alat sistem pernafasan pada manusia
4.      Untuk mengetahuiKelainan/Gangguan Sistem Pernapasan/Respirasi pada Manusia
5.      Untuk mengetahui sistem pernafasan pada hewan vertebrata



BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Sistem Pernafasan
Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Menusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan.
Sistem pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan paru- paru beserta pembungkusnya (pleura) dan rongga dada yang melindunginya. Di dalam rongga dada terdapat juga jantung di dalamnya. Rongga dada dipisahkan dengan rongga perut olehdiafragma.

B. Jenis – Jenis Sistem Pernafasan
1.      Pernafasan dada
Adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut :
1)   Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga   dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
2)   Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
2.      Pernafasan perut
Adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut :
1)   Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
2)   Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diaframa ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.

C.  Alat-Alat Sistem Pernapasan Pada Manusia
Alat pernapasan adalah alat atau bagian tubuh tempat O2 dapat berdifusi masuk dan sebaliknya CO2 dapat berdifusi keluar pada respirasi aerob. Alat pernapasan pada manusia terdiri atas rongga hidung, faring ( tekak), laring (pangkal tenggorokan), bronkus (cabang batang tenggorokan), dan pulmo (paru-paru).
a)      Hidung (nasus)
Rongga hidung (cavum nasi) memiliki sepasang lobang diluar untuk masuk udara, disebut nores , dan sepasang lobang di belakang untuk menyalurkan udara yang dihirup masuk ketenggorokan, disebut choanae .
Dinding rongga di tunjang oleh tulang rawan dan tulang. Lantai didepan terdiri atas tulang langit langit, dibelakang berupa langit langit lunak. Atap juga di tunjang pleh tulang rawan sebagian dan sebagian lagi oleh tulang. Dari tiap dinding ada 3 tonjolan tulang ke rongga hidung, disebut conchae.
Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Ronggahidung berlapis selaput lendir. Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk. Jadi, rongga hidung berfungsi untuk: menyaring udara, melembapkan udara, dan memanaskan udara. diperoleh dari lingkungan sekitar. Oksigen diperlukan untuk oksidasi (pembakaran) zat makanan, yaitu gula (glukosa). Proses oksidasi makanan bertujuan untuk menghasilkan energi. Energi yang dihasilkan digunakan untuk aktivitas hidup, misalnya pertumbuhan, mempertahankan suhu tubuh, pembakaran sel-sel tubuh, dan kontraksi otot. Selain menghasilkan energi,pernapasan juga menghasilkan karbon dioksida, dan uap air.
Rongga hidung dibagi atas 4 daerah :
1.    Vestibula Adalah bagian depan rongga.
2.    Atrium Adalah bagian tengah.
1)   Daerah pembauan berada pada conchae yang atas.
2)   Daerah pernafasan terletak pada conchae yang bawah.
Rongga hidung dilapisi oleh tunica mucosa. Kecuali di bagian depan vestibula sampai ke nares. Pada vestibula itu ada bulu yang keras di sebut dengan vibrissae. Tunica mucosa sendiri dibina atas jaringan epitel berlapis semu bersilia. Pada lamina propria banyak terdapat simpul vena, simpul limfa dan kelenjar lendir. Kelenjar lendir itu disebut kelenjar bowman. Sekeliling rongga hidung ada 4 rongga berisi udara yang berhubungan dengannya, disebut sinus pranasal. Keempat rongga itu berada pada tulang – tulang berikut:
1)      Frontal
2)      Maxilla
3)      Ethmoid
4)      Sphenoid

b)   Tekak (pharynx)
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring berbentuk seperti tabung corong, terletak di belakang rongga hidung dan mulut, dan tersusun dari otot rangka. Faring berfungsi sebagai jalannya udara dan makanan. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan ( nasofaring) pada bagian depan dan saluran pencernaan ( orofaring)pada bagian belakang.
Daerah simpang saluran nafas dan saluran makanan dibedakan atas 3 daerah :
1.      Daerah hidung (naso – pharynx)
2.      Daerah mulut  (oro – pharynk)
3.      Daerah jakun (laryngeo – pharynk )
Lamina propian tunica mucosa terdiri dari jaringan ikat rapat yang berisi jala serat elastis yang halus. Didaerah mulut dan jakun tunica mucosa dilapisi oleh jaringan epitel berlapis banyak dan mengelupas, sedang atapnya dibina atas jaringan epitel batang berlapis bersilia dengan banyak sel goblet.

c)    Jakun (larynx)
Laring terletak antara faring dan trakea. Laring tersusun atas Sembilan buah tulang rawan. Bagian dalam dindingnya digerakkan oleh otot untuk menutup serta membuka glotis. Glotis adalah lubang mirip celah yang menghubungkan trakea dengan faring. Laring memiliki katup yang disebut epiglotis. Pada saat menelan makanan, epiglotis tertutup sehingga makanan tidak masuk ke tenggorokan tetapi menuju kerongkongan. Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga mengakibatkan gangguan kesehatan. Di dalam laring, selain terdapat epiglotis juga ditemukan adanya pitasuara. Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara.
Gerbang trachea ini ditunjang oleh beberapa keping tulang rawan hialin dan elastis, serat otot lurik dan dilapisi sebelah ke lumen oleh tunica mucosa. Keping tulang rawan yang menunjang jakun adalah :
1)      Tiroid
2)       Krikoid
3)      Epiglottis
4)      Aritenoid
5)      Kornikulat
6)      Kuneiform

d)   Tenggorok (trachea)
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan sebagian di rongga dada. Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan. Saluran nafas ini menghubungkan larynx dengan paru – paru. Histologi dinding tenggorokan dapat dibedakan atas tiga lapis yaitu, tunica mucosa , tunica muscularis, tunica adventitia.
Tulang rawan dibawah tunica adventitia itu tersusun dalam bentuk cincin – cincin hialin bentuk huruf c. Cincin inilah yang menunjang tenggorokan pada sebelah samping dan ventral. Sedangkan dibagian dorsal tenggorok, di tempat itu adalah bagian terbuka cincin, terdapat serat otot polos yang tersusunnya melintang terhadap poros tenggorok. Serat otot itu melekat kepada kedua ujung cincin,  dan berfungsiuntuk mengecilkan diameter tenggorok. Jika otot kendur , diameter tenggorok kembali seperti semula.

e)    Cabang tenggorok ( bronchus)
Histologi dinding bronchus sama dengan trachea . cabang yang sudah berada dalam jaringan paru histologi dinding sudah bnyak berubah. Cincin tulang rawan hilang dan digantikan oleh keping tulang rawan yang susunannya tidak teratur dan menunjang seluruh keliling saluran.

f)    Paru (pulmo)
Cabang bronchi masuk kedalam paru, paru ada sepasang kiri kanan, terdiri dari lima lobi. Tiap lobus oleh septa yang terdiri dari jaringan ikat terbagi atas banyak lobuli (tunggal:lobulus). Masing – masing lobulus dimasuki oleh satu bronchiolus. Sebelah luar ke arah rongga pleura paru diselaputi oleh penerusan selaput dalam pleura.
g)   Bronchiolus
Bronchus bercabang berkali – kali sampai jadi ranting kecil. Ranting bronchus itu bercabang halus membentuk bronchiolus. Bronchiolus bercabang lagi membentuk ranting, disebut bronchiolus ujung, bronchiolus ujung ini berakhir pada bronchiolus pernafasan. Bronchiolus pernafasan bercabang – cabang secara radial membentuk saluran alveoli. Saluran alveoli adalah saluran yang tipis dan dindingnya terputus – putus. Saluran ini bercabang , tiap cabang berujung pada kantung alveoli. Kantung alveoli berpangkal pada saluran alveoli. Alveolus adalah unit terkecil paru – paru, berupa gembungan bentuk polihedral, terbuka pada satu sisi yaitu muara pada kantung alveoli. Antara alveoli bersebelah ada sekat. Sekat itu terdiri dari dua lapis sel epitel. Diantara kedua sel epitel tersebut terdapat serat elastis, kolagen, kapiler dan anyaman serat retikulosa dan elastis, kolagen, kapiler dan fibroblast. Membran pernafaan dibina atas :
1.      Membran sel epitel alveolus
2.      Sitoplasma sel epitel alveolus
3.      Membran sel alveolus
4.      Lamina basalis
5.      Membran sel endotel kapiler
6.      Sitoplasma sel endotel kapiler
Dinding sel alveoli sering ditemukan fagosit atau makrofaga. Sel ini berbentuk butiran yang biasa disebut sel debu. Sel ini bnyak ditemukan pada orang perokok.

D.  Kelainan/Gangguan Sistem Pernapasan/Respirasi Pada Manusia
Sistem peredaran oksigen yang diperlukan oleh tubuh manusia bias mengalami gangguan atau kelainan disertai penjelasan pengertian atau definisi singkat yaitu seperti :
1.      Kelainan/Gangguan/Penyakit Saluran Pernapasan
1)      Penyempitan saluran pernafasan akibat asma atau bronkitis. Bronkis disebabkan oleh bronkus yang dikelilingi lendir cairan peradangan sedangkan asma adalah penyempitan saluran pernapasan akibat otot polos pada saluran pernapasan mengalami kontraksi yang mengganggu jalan napas.
2)      Sinusitis, adalah radang pada rongga hidung bagian atas.
3)      Renitis, adalah gangguan radang pada hidung.
4)      Pembengkakan kelenjar limfe pada sekitar tekak dan hidung yang mempersempit jalan nafas.Penderita umumnya lebih suka menggunakan mulut untukbernapas
5)      Pleuritis, yaitu merupakan radang pada selaput pembungkus paru-paru atau disebutpleura.
2.      Kelainan/Gangguan/Penyakit Dinding Alveolus
1)   PNEMONIA BAKTERI
Pnemonia yaitu infeksi akut yang terjadi pada paru / saluran napas bagian bawah.
2)   Kelainan/Gangguan/Penyakit Sistem Transportasi Udara
a.      Kontaminasi gas CO / karbon monoksida atau CN / sianida.
b.      Kadar haemoglobin / hemoglobin yang kurang pada darah sehingga menyebabkan tubuh kekurangan oksigen atau kurang darah alias anemia.

E.  Sistem Pernafasan Pada Hewan
1.      Sistem pernafasan pada ikan (pisces)
Sistem Pernapasan pada Ikan - Sebagian besar ikan menggunakan alat pernapasan yang disebut insang. Pada ikan bertulang sejati, seperti ikan mas, insangnya memiliki tutup pelindung insang yang disebut operkulum. Namun, bagian ini tidak dimiliki ikan hiu. Insang berada pada sisi sebelah kanan dan sisi sebelah kiri kepala ikan, tepatnya terletak di dalam rongga insang. Setiap sisinya terdapat lembar insang berjumlah 5-7 buah, Masing-masing insang ini dipisahkan oleh sebuah celah insang. Insang ikan memiliki bagian-bagian penting seperti lengkung insang yang berasal dari tulang rawan, rigi-rigi insang yang berguna sebagai penyaring air saat bernapas, dan filamen / lembaran insang yang berwarna merah muda dengan bentuk seperti sisir. Warna merah muda menunjukkan bahwa lembaran insang terdapat pembuluh kapiler darah. Sehingga, sangat wajar bila pertukaran oksigen dan karbon dioksida terjadi di daerah ini.
Ketika bernapas, ikan menggunakan dua fase pernapasan, yakni fase inspirasi dan fase ekspirasi. Fase inspirasi terjadi jika air masuk ke dalam rongga mulut ikan. Masuknya air karena dipengaruhi tekanan udara dalam rongga mulut yang lebih kecil daripada tekanan udara di air. Sementara itu, fase ekspirasi terjadi saat rongga mulut ikan tertutup. Akibatnya, udara masuk ke insang secara difusi. Secara bersamaan operkulum terbuka. Akibatnya, air mengalir melalui celah insang dan menyentuh lembaran-lembaran insang. Secara otomatis, karbondioksida dilepaskan oleh darah dan sebaliknya oksigen diikat.
2.      Sistem pernafasan pada burung (aves)
1)      Struktur Alat Pernapasan Burung
Alat-alat pernapasan pada burung agak berbeda dengan manusia. Struktur pernapasan pada burung tersebut antara lain seperti berikut :
a.       Lubang Hidung Luar
Lubang hidung luar terdapat pada pangkal paruh sebelah atas dan berjumlah sepasang.
b.      Lubang Hidung Dalam
Lubang hidung dalam terdapat pada langit-langit rongga mulut.
c.       Celah Tekak
Celah tekak terdapat pada faring dan menghubungkan trakea.
d.      Trakea
Trakea tersusun dari tulang-tulang rawan yang berbentuk lingkaran. Trakea ini akan bercabang menjadi bronkus kanan dan kiri. Tempat percabangan ini disebut dengan bifurkasi trakea. Bronkus ini kemudian akan menghubungkan siring dengan paru-paru.

e.       Siring
Siring merupakan alat suara yang terdapat pada bifurkasi trakea. Siring tersusun dari otot sterno trakealis dan otot siringalis. Otot sterno trakealis berfungsi untuk menghubungkan tulang dada dengan trakea, sedangkan otot siringalis berfungsi untuk menghubungkan siring dengan dinding trakea dalam. Apabila lipatan berupa selaput sebelah dalam rongga siring bergetar, maka akan menghasilkan suara.
f.       Paru-paru
Paru-paru burung terdapat sepasang dan menempel di dinding dada bagian dalam. Paru-paru ini berukuran relatif kecil dibandingkan ukuran tubuhnya.
g.      Paru-paru burung tersusun oleh:
a)      Bronkus primer yang berhubungan dengan mesobronkus.
b)      Mesobronkus adalah bronkiolus yang paling besar.
Mesobronkus memiliki cabang yaitu dua set bronkus sekunder anterior (ventrobronkus) dan bronkus sekunder posterior (porsobronkus). Antara bronkus sekunder anterior dan posterior dihubungkan oleh parabronkus. Parabronkus pada burung memiliki ± 1.000 buah dan masing-masing bergaris tengah ± 0,5 mm.
Paru-paru dibungkus oleh selaput pleura dan berhubungan dengan kantong udara pada alat dalam. Kantung udara disebut sakus pneumatikus dan terdapat pada pangkal leher, rongga dada, ketiak, dan antartulang korakoid.
Kantong udara berfungsi antara lain:
a)      Untuk bernapas pada saat terbang;
b)      Membantu memperkeras suara karena dapat memperbesar ruang siring;
c)      Mencegah kedinginan dengan menyelubungi alat-alat dalam dengan rongga udara;
d)     Mengurangi panas badan agar tidak banyak yang hilang;
e)      Pada saat berenang dapat memperbesar dan memperkecil berat jenis tubuhnya.
Kantong udara pada burung berjumlah 9, antara lain:
a)      2 buah kantong udara di leher;
b)      1 buah kantong udara di antara tulang selangka;
c)      2 buah kantong udara di dada depan;
d)     2 buah kantong udara di dada belakang;
e)      2 buah kantong udara di perut.
Untuk lebih memperjelas, perhatikan gambar berikut ini.
1.      Proses Pernapasan Pada Burung
Proses pernapasan pada burung meliputi tahap-tahap berikut.
a)      Pernapasan Saat Istirahat
Pada saat istirahat, terjadi proses inspirasi dan ekspirasi.
2.      Proses Inspirasi
a)    Pengambilan udara adalah dimulai dari adanya pergerakan tulang rusuk ke arah depan bawah.
b)   Rongga dada membesar tetapi tekanan udara mengecil.
c)    Diikuti mengembangnya paru-paru dan mengecilnya tekanan di dalam rongga paru-paru.
d)   Akibatnya udara masuk ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan antara lain lewat lubang hidung luar, lubang hidung dalam, celah tekak, trakea, siring, dan terakhir udara masuk ke paru-paru.
e)    Setelah udara masuk ke paru-paru, udara akan masuk ke dalam parabronkus.
f)    Di dalam parabronkus terjadi pertukaran O2 dan CO2 semua udara yang masuk sebagian udara masuk ke dalam paru-paru dan sebagian udara lainnya masuk ke kantong udara.
3.      Proses Ekspirasi Saat Istirahat
a)      Tulang rusuk kembali ke posisi semula.
b)      Otot-otot dada bekerja dengan mengecilkan rongga dada, sedangkan tekanan rongga dada menjadi besar.
c)      Ruangan dari paru-paru menjadi tertekan sehingga menjadi sempit sedangkan tekanan dalam ruang paru-paru menjadi besar.
d)     Udara ke luar dari kantong udara dan paru-paru.
e)      Saat udara melewati paru-paru terjadi difusi O2 dan CO2 lagi.

c.       Pernapasan Saat Terbang
Pada saat terbang pernapasan burung tidak menggunakan paru-paru, melainkan kantong udara antartulang korakoid, prosesnya sebagai berikut.
a)      Pada saat burung terbang mengangkat sayapnya, maka mengakibatkan kantong udara antartulang korakoid terjepit tetapi kantong udara yang terletak di bawah ketika mengembang.
b)      Udara masuk ke kantong udara yang berada di bawah ketiak.
c)      Terjadi proses masuknya udara (inspirasi) yang ditandai dengan terjadinya difusi O2 dan CO2 dalam paru-paru.
d)     Pada saat burung menurunkan sayapnya mengakibatkan kantong udara yang berada di bawah ketiak terjepit sehingga menyebabkan kantorng udara antartulang korakoid mengembang.
e)      Kemudian udara masuk ke dalam kantong udara antartulang korakoid.
f)       Sehingga terjadilah ekspresi yang juga ditandai terjadinya difusi O2 dan CO2.

4.    Sistem Pernafasan Pada Reptil
Sistem pernapasan pada reptilia berbeda dengan sistem pernapasan pada serangga, dikarenakan organ pernapasan pada reptilia berbeda dengan organ pernapasan serangga, organ yang digunakan pada pernapasan reptilia adalah paru-paru. Sebab, sebagian besar reptilia hidup di daratan atau habitat yang kering. Untuk mengimbanginya, kulit reptilia bersisik dan kering, supaya cairan dalam tubuhnya tidak mudah hilang. Kulit bersisik pada reptilia merupakan suatu adaptasi hidup dalam udara kering, dan bukan sebagai alat pertukaran gas.
Walau begitu, ada pula mekanisme pernapasan reptilia yang dibantu oleh permukaan epitelium lembab di sekitar kloaka. Reptilia demikian misalnya kura-kura dan penyu. Hal ini dilakukan karena tubuh kura-kura dan penyu terdapat tempurung yang kaku. Tempurung ini menyebabkan gerak pernapasan kedua hewan tersebut terbatas.
a)      Bentuk Paru-Paru Reptilia
Paru-paru Reptilia berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk. Paru-paru Reptilia hanya terdiri dari beberapa lipatan dinding yang berfungsi memperbesar permukaan pertukaran gas. Paru-paru kadal, kura-kura, dan buaya lebih kompleks, dengan beberapa belahan-belahan yang membuat paru-parunya bertekstur seperti spon. Paru-paru pada beberapa jenis kadal, misalnya bunglon Afrika, mempunyai pundi-pundi hawa atau kantung udara cadangan sehingga memungkinkan hewan tersebut melayang di udara.
1.      Mekanisme Pernapasan Pada Reptilia
a)      Mekanisme pernapasan pada reptilia
1)      Fase Inspirasi
Saat tulang rusuk mengembang, volume rongga dada akan mening kat. Selanjutnya udara (oksigen) akan masuk ke dalam paru-paru. Proses masuknya oksigen ke dalam tubuh dapat dilihat pada alur berikut ini.
Gas O2 dalam udara masuk melalui hidung → rongga mulut → anak tekak → trakea yang panjang → bronkiolus dalam paru-paru → dari paru-paru O2 diangkut darah menuju ke seluruh jaringan tubuh.

2)      Fase Ekspirasi
Fase ekspirasi akan terjadi, jika tulang rusuk merapat, sehingga udara (karbon dioksida) dan uap air keluar dari paru-paru. Proses keluarnya karbondioksida dari tubuh reptilia adalah sebagai berikut.
Dari jaringan tubuh gas CO2 → di angkut darah menuju jantung → kemudian menuju ke paru-paru untuk dikeluarkan → bronkiolus → trakea yang panjang → anak tekak → rongga mulut → dan terakhir melalui lubang hidung.
Pada reptilia yang hidup di air, lubang hidung dapat ditutup ketika reptilia sedang menyelam. Demikian uraian mengenai sistem pernapasan pada reptilia.

5.    Sistem Pernafasan Pada Mamalia
Mamalia bernapas menggunakan paru-paru. Gas oksigen masuk ke dalam tubuh melalui lubang hidung → faring → laring → trakea → bronkus → paru-paru. Kemudian gas O2 dari paru-paru diangkut darah ke jantung. Dari jantung, gas O2 diedarkan ke seluruh jaringan tubuh oleh darah. Dari jaringan tubuh, gas CO2 diangkut menuju jantung → paru-paru, dan keluar melalui organ-organ yang sama pula.

6.    Sistem Pernafasan Pada Katak (Amfiibi)
Mulai muda hingga dewasa, katak mempunyai alat pernapasan yang berbeda-beda. Saat masih berudu, insang digunakan katak untuk mengambil dan mengeluarkan oksigen. Kira-kira umur 12 hari, katak akan menggunakan insang dalam sebagai alat pernapasan. Sesudah dewasa, alat pernapasan insang akan diganti dengan paru-paru. Saat di air, katak tersebut bernapas menggunakan permukaan kulitnya. Selain itu, katak juga menggunakan alat pernapasan rongga mulut yang berupa glotis. Pada tubuh katak, tulang rusuk dan sekat diafragma tidak dapat temui perannya dalam pernapasan. Akan tetapi, peran tersebut digantikan oleh otot rahang bawah, otot sterno hioideus, otot genio hioideus, dan otot perut. Saat menggunakan paru-paru, mekanisme pernapasan katak berlangsung dalam dua fase, yaitu fase inspirasi dan fase ekspirasi.
Masing-masing fase ini terjadi dalam keadaan mulut tertutup. Terjadinya fase inspirasi diawali dengan tertutupnya celah tekak dan mulut. Selanjutnya otot rahang bawah mengendur dan otot sterno hioideus berkontraksi, sehingga rongga mulut membesar. Keadaan tersebut membuat, udara dari luar masuk ke dalam rongga mulut dan hulu tenggorokan melalui koane. Kemudian, sekat akan menutup koane. Oleh kontraksi otot rahang bawah dan otot genio hioideus, rongga mulut menjadi kecil. Akibatnya, tekanan di dalam rongga mulut menjadi besar. Adanya perbedaan tekanan udara, membuat udara masuk menuju celah-celah yang terbuka (faring) dan dilanjutkan menuju paru-paru. Oleh karenanya, pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi.
Fase ekspirasi akan terjadi bila otot rahang bawah mengendur, sementara otot sterno hioideus dan otot perut berkontraksi. Akibatnya, udara dalam paru-paru tertekan keluar. Udara tersebut akan masuk ke dalam rongga mulut. Berikutnya, celah tekak menutup dan koane membuka. Otot rahang bawah berkontraksi dan diikuti otot genio hioideus. Akibatnya, rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut menjadikan karbon dioksida keluar dari tubuh katak. Cermati Gambar 2. di bawah.

Keterangan :
1.      Pengambilan udara dengan keadaan otot rahang bawah yang mengendur
2.      Otot sterno hioideus berkontraksi sehingga udara masuk ke rongga mulut
3.      Udara masuk ke paru-paru dan terjadi pertukaran gas
4.      Kontraksi otot hiodeus dan otot perut sehingga rongga perut mengecil
5.      Udara keluar melalui koane

  
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Sistem pernafasan terdiri daripada hidung , trakea , paru-paru ,tulang     rusuk ototinterkosta, bronkus,bronkiol,alveolus,dandiafragma.
Dalammekanismenya,Udara disedot ke dalamparu-paru melalui hidung dan trakea,dinding trakea disokong oleh gelang rawan supaya menjadi kuat dan sentiasa terbukatrakea bercabang kepada bronkus kanan dan bronkus kiri yang disambungkan kepadaparu-paru .kedua-dua bronkus bercabang lagi kepada bronkiol dan alveolus pada hujungbronkiol .Alveolus mempunyai penyesuaian berikut untuk memudahkan pertukaran gas. Sistem vertebrata pada hewan vertebrata terdiri dri sistem pernafasan pada ikan (pisces), pernafasan pada burung (aves), sistem pernafasan pada reptil, sistem pernafasan pada mamalia dan sistem pernafasan pada katak (amfibi) .

B.  Saran
Penulis menyimpulkan system pernafasan adalah system dalam tubuh yang harus dijaga dan dipelihara, karena jika salah satu organ pernafasan rusak akan mengganggu organ system pernafasan yang lain. Dengan nafas kita bisa Hidup.



  
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Tambayong, Jan. 1999. Anatomi dan Fisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.
Pearce, Evelyn. 1993. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia.
Communication Limited, Cambridge. 1996. Anatomi dan Fisiologi Modul Swa-  instruksional. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.
Jati, Wijaya. 2007. Aktif Biologi Pelajaran Biologi untuk SMA/MA. Jakarta: