ASUHAN KEPERWATAN HIPERTENSI
PADA KEHAMILAN
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga Makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan
harapan kami semoga Makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
Makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman
kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam laporan ini, Oleh karena itu
kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan Makalah ini.
MatanggeulumpangDua, Oktober 2018
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR
ISI ................................................................................................. iii
BAB
I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A.
Latar Belakang .................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C.
Tujuan ................................................................................................ 2
BAB
II PEMBAHASAN .............................................................................. 3
BAB
III PENUTUP ...................................................................................... 11
A. Kesimpulan ...................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi
dalam kehamilan berarti tekanan darah meninggi saat hamil. Keadaan ini biasanya
mulai pada trimester ketiga, atau tiga bulan terakhir kehamilan. Kadang-kadang
timbul lebih awal, tetapi hal ini jarang terjadi. Tidak diketahui mengapa
tekanan darah bisa meninggi di saat hamil. Keadaan ini paling sering terjadi
pada hamil anak pertama, dan lebih jarang pada hamil anak selanjutnya.
Dikatakan tekanan darah tinggi dalam kehamilan jika tekanan darah sebelum hamil
(saat periksa hamil) lebih tinggi dibandingkan tekanan darah di saat hamil.
Hingga saat ini hipertensi dalam kehamilan masih merupakan salah satu penyebab
morbiditas dan mortalitas pada ibu dan janinnva.
Penyakit
hipertensi yang menyertai kehamilan merupakan salah satu penyebab utama
kematian ibu hamil bersama dengan perdarahan dan infeksi. Pada tahun 2002 di
Amerika, frekuensi hipertensi karena kehamilan adalah 3,7% dari seluruh
kehamilan. 16% dari angka kematian ibu (pregnancy related death) disebabkan
oleh hipertensi karena kehamilan.
Bagaimana kehamilan menyebabkan atau
memperberat hipertensi masih belum diketahui. Kelainan hipertensi masih
merupakan persoalan utama yang belum dapat diterangkan dalam ilmu kandungan.
Diagnosa hipertensi ditegakkan bila tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih pada saat
istirahat. Tetapi
terdapat kemungkinan penyebab dari hipertensi
pada kehamilan antara
lain, pada wanita yang terpajan ke
vilus korion untuk pertama kali, terpajan ke vilus korion dalam jumlah
sangat besar, seperti pada kehamilan kembar atau mola hidatiosa, sudah
mengidap penyakit vaskular, dan secara genetis rentan terhadap hipertensi
yang timbul saat hamil.
Upaya
pencegahan terhadap penyakit ini dengan sendirinya akan menurunkan angka
morbiditas dan mortalitas tersebut. Untuk itu diperlukan bukan hanya
pengetahuan mengenai patofisiologi tetapi juga cara intervensi terhadap perubahan yang
terjadi dalam proses penyakit tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari hipertensi pada kehamilan ?
2. Apa etiologi atau faktor pencetus dari hipertensi pada kehamilan?
3. Apa saja manifestasi klinis dari hipertensi pada kehamilan ?
4. Bagaimana patofisiologi dari hipertensi pada kehamilan?
5. Apa saja pemeriksaan penunjang untuk klien dengan hipertensi pada
kehamilan ?
6. Bagaimana penatalaksanaan klien dengan hipertensi pada kehamilan?
7.
Apa komplikasi dari
hipertensi pada kehamilan?
8.
Bagaimana asuhan keperawatan
klien dengan hipertensi pada kehamilan?
9.
Bagaimana prognosis dari
hipertensi pada kehamilan?
1.3
Tujuan
1.3.1
Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menjelaskan asuhan keperawatan terhadap
pasien hipertensi pada kehamilan.
1.3.2
Tujuan Khusus
1.
Mengetahui definisi dari
hipertensi pada kehamilan.
2.
Mengetahui etiologi atau
faktor pencetus dari hipertensi pada kehamilan.
3.
Mengetahui manifestasi
klinis dari hipertensi pada kehamilan.
4.
Mengetahui patofisiologi dari
hipertensi pada kehamilan.
5.
Mengetahui pemeriksaan
penunjang untuk klien dengan hipertensi pada kehamilan.
6.
Mengetahui penatalaksanaan
klien dengan hipertensi pada kehamilan.
7.
Mengetahui komplikasi dari
hipertensi pada kehamilan.
8.
Mengetahui asuhan keperawatan
klien dengan hipertensi pada kehamilan.
9.
Mengetahui prognosis dari
hipertensi pada kehamilan
1.4
Manfaat
1.
Mahasiswa mendapatkan pengetahuan
tentang
konsep hipertensi pada kehamilan.
2.
Mahasiswa mendapatkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan tentang
hipertensi pada kehamilan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi
Penyakit hipertensi dalam kehamilan
merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam
kehamilan atau pada permulaan nifas. Akan tetapi yang kami bahas dalam makalah
ini hanya hipertensi yang timbul pada saat hamil. Golongan penyakit ini
ditandai dengan hipertensi dan kadang-kadang disertai proteinuria, oedema,
convulsi, coma, atau gejala-gejala lain.
Klasifikasi menurut American Committee and Maternal Welfare:
1.
Hipertensi yang hanya
terjadi dalam kehamilan dan khas untuk kehamilan ialah preeklamsi dan eklamsi.
Diagnosa dibuat atas dasar hipertensi dengan proteinuri atau
oedema atau kedua-duanya pada wanita hamil setelah minggu 20.
2.
Hypertensi yang kronis.
Diagnosa dibuat atas adanya hipertensi sebelum kehamilan atau
penemuan hipertensi sebelum minggu ke 20 dari kehamilan dan hipertensi ini
tetap setelah kehamilan berakhir.
3.
Preklamsi dan eklamsi yang terjadi atas dasar
hipertensi yang kronis. Pasien dengan hipertensi yang kronis sering memberat
penyakitnya dengan kehamilan, dengan gejala-gejala hipertensi naik, proteinuri,
oedem dan kelainan retina.
4.
Transient hypertension.
Diagnosa dibuat kalau timbul hipertensi dalam kehamilan atau dalam
24 jam pertama dari nifas pada wanita yang tadinya normotensif dan yang hilang
dalam 10 hari post partum.
Hipertensi
pada saat kehamilan yang dibahas dalam makalah ini adalah hipertensi akut,
karena hanya muncul pada saat hamil, dan sebagian besar tidak memiliki riwayat
hipertensi sebelumnya.
2.2
Etiologi
Hipertensi pada kehamilan jauh lebih besar kemungkinannya timbul
pada wanita yang :
1.
Terpajan ke vilus korion
untuk pertama kali
2.
Terpajan ke vilus korion
dalam jumlah sangat besar, seperti pada kehamilan kembar atau mola hidatiosa
3.
Sudah mengidap penyakit
vaskular
4.
Secara genetis rentan
terhadap hipertensi yang timbul saat hamil
2.3 Patofisiologi
Vasospasme adalah dasar patofisiologi hipertensi.
Konsep ini yang pertama kali dianjurkan oleh volhard (1918), didasarkan pada
pengamatan langsung pembulh-pembuluh darah halus dibawah kuku, fundus okuli dan
konjungtiva bulbar, serta dapat diperkirakan dari perubahan-perubahan
histologis yang tampak di berbagai organ yang terkena. Konstriksi vaskular
menyebabkan resistensi terhadap aliran darah dan menjadi penyebab hipertensi
arterial. Besar kemungkinan bahwa vasospasme itu sendiri menimbulkan kerusakan
pada pembuluh darah.
Selain itu, angiotensin II menyebabkan sel endotel berkonstraksi.
Perubahan-perubahan ini mungkin
menyebabkan kerusakan sel endotel dan kebocoran di celah antara sel-sel
endotel. Kebocoran ini menyebabkan konstituen darah, termasuk trombosit dan
fibrinogen, mengendap di subendotel. Perubahan-perubahan vaskular ini, bersama
dengan hipoksia jaringan di sekitarnya, diperkirakan menyebabkan perdarahan,
nekrosis, dan kerusakan organ lain yang kadang-kadang dijumpai dalam hipertensi
yang berat.
2.4
Manifestasi klinis
Manifestasi klinis untuk Hipertensi ringan dalam kehamilan antara
lain :
1.
Tekanan darah diastolik <
100 mmHg
2.
Proteinuria samar sampai +1
3.
Peningkatan enzim hati
minimal
Manifestasi klinis untuk Hipertensi berat dalam kehamilan antara
lain:
1.
Tekanan darah diastolik 110
mmHg atau lebih
2.
Proteinuria + 2 persisten
atau lebih
3.
Nyeri kepala
4.
Gangguan penglihatan
5.
Nyeri abdomen atas
6.
Oliguria
7.
Kejang
8.
Kreatinin meningkat
9.
Trombositopenia
10. Peningkatan enzim hati
11. Pertumbuhan janin terhambat
12. Edema paru
2.5
Pemeriksaan Diagnostik
1.
CT-Scan Hepar menunjukkan
hematom subkapsularis di hepar
2.
MRI memungkinkan
diperolehnya resolusi yang lebih baik, tetapi kausa mendasar tentang lesi-lesi
masih belum terungkapkan.
2.6
Penatalaksanaan
Adapun penatalaksanaannya antara lain :
1.
Deteksi prenatal dini
Waktu pemeriksaan pranatal dijadwalkan setiap 4 minggu sampai usia
kehamilan 28 mingg, kemudian setiap 2 minggu hingga usia kehamilan 36 minggu,
setelah itu setiap minggu.
2.
Penatalaksanaan di rumah
sakit
Evaluasi sistematik yang dilakukan mencakup:
a.
Pemeriksaan terinci diikuti
oleh pemantauan setiap hari untuk mencari temuan-temuan klinis seperti nyeri
kepala, gangguan penglihatan, nyeri epigastrium, dan pertambahan berat yang
pesat
b.
Berat badan saat masuk dan
kemusian setiap hari
c.
Analisis untuk proteinuria
saat masuk dan kemudian paling tidak setiap 2 hari
d.
Pengukuran tekanan darah
dalam posisi duduk setiap 4 jam kecuali antara tengah malam dan pagi hari
e.
Pengukuran kreatinin plasma
atau serum, gematokrit, trombosit, dan enzim hati dalam serum, dan frekuensi
yang ditentukan oleh keparahan hipertensi
f.
Evaluasi terhadap ukuran
janin dan volume cairan amnion baik secara klinis maupun USG
3.
Terminasi kehamilan
Pada hipertensi sedang atau berat yang tidak membaik setelah rawat
inap biasanya dianjurkan pelahiran janin demi kesejahteraan ibu dan janin.
Persalinan sebaiknya diinduksi dengan oksitosin intravena. Apabila tampaknya
induksi persalinan hampir pasti gagal atau upaya induksi gagal, diindikasikan
seksio sesaria untuk kasus-kasus yang lebih parah
4.
Terapi obat antihipertensi
Pemakaian obat antihipertensi sebagai upaya memperlama kehamilan
atau memodifikasi prognosis perinatal pada kehamilan dengan penyulit hipertensi
dalam berbagai tipe dan keparahan telah lama menjadi perhatian.
5.
Penundaan pelahiran pada hiperetensi
berat
Wanita dengan hiperetensi berat biasanya harus segera menjalani
pelahiran. Pada tahun-tahun terakhir, berbagai penelitian diseluruh dunia
menganjurkan pendekatan yang berbeda dalam penatalaksanaan wanita dengan hiperetensi
berat yang jauh dari aterm. Pendekatan ini menganjurkan penatalaksanaan
konservatif atau “menunggu” terhadap kelompok tertentu wanita dengan tujuan
memperbaiki prognosis janin tanpa mengurangi keselamatan ibu.
2.7
Komplikasi
1.
Perubahan Kardiovaskuler
Perubahan ini pada
dasarnya berkaitan dengan meningkatnya afterload jantung akibat hipertensi,
preload jantung yang secara nyata dipengaruhioleh berkurangnya secara patologis
hipervolemia kehamilan.
2.
Perubahan hematologis
3.
Gangguan fungsi ginjal
4.
Edema paru
Prognosis selalu dipengaruhi oleh
komplikasi yang menyertai penyakit tersebut. Prognosis
untuk hipertensi dalam kehamilan selalu serius. Penyakit ini adalah penyakit
paling berbahaya yang dapat mengenai wanita hamil dan janinnya. Angka kematian
ibu akibat hipertensi ini telah menurun selama 3 dekade terakhir ini dari 5%
-10% menadi kurang dari 3% kasus.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN
Perawat memerlukan metode ilmiah dalam melakukan proses terapeutik
yaitu proses keperawatan. Proses keperawatan dipakai untuk membantu perawat
dalam melakukan praktek keperawatan secara sistematis dalam mengatasi masalah
keperawatan yang ada (Budianna Keliat, 1994, 2 ).
Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang
melibatkan hubungan kerja sama dengan klien, keluarga atau masyarakat untuk
mencapai tingkat kesehatan yang optimal ( Carpenito, 2000, 2 ).
1.1 PENGKAJIAN
Pengumpulan data
Data-data yang dikumpulkan atau dikaji meliputi :
- Identitas pasien
Pada
wanita hamil berusia kurang dari 25 tahun insiden lebih tiga kali lipat. Pada
wanita hamil berusia lebih dari 35 tahun dapat terjadi hipertensi laten.
Meskipun
proporsi kehamilan dengan hipertensi kehamilan di Amerika Serikat pada
dasawarsa yang lalu meningkat hampir sepertiga. Peningkatan ini sebagian
diakibatkan oleh peningkatan jumlah ibu yang lebih tua dan kelahiran kembar. Sebagai
contoh, pada tahun 1998 tingkat kelahiran di kalangan wanita usia 30-44 dan
jumlah kelahiran untuk wanita usia 45 dan lebih tua berada pada tingkat
tertinggi dalam 3 dekade, menurut National Center for Health Statistics. Lebih
jauh lagi, antara 1980 dan 1998, tingkat kelahiran kembar meningkat sekitar 50
persen secara keseluruhan dan 1.000 persen di kalangan wanita usia 45-49;
tingkat triplet dan orde yang lebih tinggi kelahiran kembar melompat lebih dari
400 persen secara keseluruhan, dan 1.000 persen di kalangan wanita di mereka
40-an.
- Keluhan utama
Pasien dengan hipertensi pada kehamilan
didapatkan keluhan berupa seperti sakit kepala terutama area kuduk bahkan mata
dapat berkunang-kunang, pandangan mata kabur, proteinuria (protein dalam urin),
peka terhadap cahaya, nyeri ulu hati.
- Riwayat
penyakit sekarang
Pada pasien jantung hipertensi dalam
kehamilan, biasanya akan diawali dengan tanda-tanda mudah letih, nyeri kepala
(tidak hilang dengan analgesik biasa ), diplopia, nyeri abdomen atas
(epigastrium), oliguria (<400 ml/ 24 jam)serta nokturia dan sebagainya.
Perlu juga ditanyakan apakah klien
menderita diabetes, penyakit ginjal, rheumatoid arthritis, lupus atau
skleroderma, perlu ditanyakan juga mulai kapan keluhan itu muncul. Apa tindakan
yang telah dilakukan untuk menurunkan atau menghilangkan keluhan-keluhan
tersebut.
- Riwayat penyakit dahulu
Perlu ditanyakan apakah pasien pernah
menderita penyakit seperti kronis hipertensi (tekanan darah tinggi sebelum
hamil), Obesitas, ansietas, angina, dispnea, ortopnea, hematuria, nokturia dan
sebagainya. Ibu beresiko dua kali lebih besar bila hamil
dari pasangan yang sebelumnya menjadi bapak dari satu kehamilan yang menderita
penyakit ini. Pasangan suami baru mengembalikan resiko ibu sama seperti
primigravida. Hal
ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya faktor predisposisi.
- Riwayat penyakit keluarga
Perlu
ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit-penyakit yang
disinyalir sebagai penyebab jantung
hipertensi dalam kehamilannya. Ada hubungan genetik yang telah
diteliti. Riwayat keluarga ibu atau saudara perempuan meningkatkan resiko empat
sampai delapan kali
- Riwayat psikososial
Meliputi perasaan pasien terhadap
penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya serta bagaimana perilaku pasien
terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya.
- Riwayat maternal
Kehamilan ganda memiliki resiko
lebih dari dua kali lipat.
h.
Pengkajian sistem tubuh
B1 (Breathing)
Pernafasan meliputi sesak nafas sehabis aktifitas, batuk dengan
atau tanpa sputum, riwayat merokok, penggunaan obat bantu pernafasan, bunyi
nafas tambahan, sianosis.
B2 (Blood)
Gangguan fungsi kardiovaskular pada dasarnya berkaitan dengan
meningkatnya afterload jantung akibat hipertensi. Selain itu terdapat perubahan
hemodinamik, perubahan volume darah berupa hemokonsentrasi. Pembekuan darah terganggu
waktu trombin menjadi memanjang. Yang paling khas adalah trombositopenia dan
gangguan faktor pembekuan lain seperti menurunnya kadar antitrombin III.
Sirkulasi meliputi adanya riwayat hipertensi, penyakit jantung coroner,
episodepalpitasi, kenaikan tekanan darah, takhicardi, kadang bunyi jantung
terdengar S2 pada dasar , S3 dan S4, kenaikan TD, nadi denyutan jelas dari
karotis, jugularis, radialis, takikardi, murmur stenosis valvular, distensi
vena jugularis, kulit pucat, sianosis, suhu dingin.
B3 (Brain)
Lesi ini sering karena pecahnya pembuluh
darah otak akibat hipertensi. Kelainan radiologis otak dapat diperlihatkan
dengan CT-Scan atau MRI. Otak dapat mengalami edema vasogenik dan hipoperfusi.
Pemeriksaan EEG juga memperlihatkan adanya kelainan EEG terutama setelah kejang
yang dapat bertahan dalam jangka waktu seminggu.Integritas ego meliputi cemas,
depresi, euphoria, mudah marah, otot muka tegang, gelisah, pernafasan menghela,
peningkatan pola bicara. Neurosensori meliputi keluhan kepala pusing, berdenyut
, sakit kepala sub oksipital, kelemahan pada salah satu sisi tubuh, gangguan
penglihatan (diplopia, pandangan kabur), epitaksis, kenaikan terkanan pada
pembuluh darah cerebral.
B4 (Bladder)
Riwayat penyakit ginjal dan diabetes
mellitus, riwayat penggunaan obat diuretic juga perlu dikaji. Seperti pada
glomerulopati lainnya terdapat peningkatan permeabilitas terhadap sebagian
besar protein dengan berat molekul tinggi. Sebagian besar penelitian biopsy
ginjal menunjukkan pembengkakan endotel kapiler glomerulus yang disebut
endoteliosis kapiler glomerulus. Nekrosis hemoragik periporta dibagian perifer
lobulus hepar kemungkinan besar merupakan penyebab meningkatnya kadar enzim
hati dalam serum.
B5 (Bowel)
Makanan/cairan meliputi makanan yang
disukai terutama yang mengandung tinggi garam, protein, tinggi lemak, dan kolesterol, mual, muntah,
perubahan berat badan, adanya edema.
B6 (Bone)
Nyeri/ketidaknyamanan meliputi nyeri hilang timbul pada
tungkai,sakit kepala sub oksipital berat, nyeri abdomen, nyeri dada, nyeri ulu
hati. Keamanan meliputi gangguan cara berjalan, parestesia, hipotensi postural
3.2
DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan
ditegakkan melalui analisis cermat terhadap hasil pengkajian. Diagnosa
keperawatan yang umum untuk orang tua dengan gangguan hipertensi pada kehamilan
meliputi hal-hal berikut.
1.
Perubahan perfusi
jaringan/organ, menurun, b.d
· Hipertensi
· Vasospasme siklik
· Edema serebral
· Perdarahan
2.
Risiko tinggi gangguan pertukaran gas b.d
· Terapi magnesium sulfat
· Edema paru
3.
Risiko tinggi perubahan
curah jantung, menurun b.d
· Terapi antihipertensi yang berlebihan
· Jantung terkena dalam proses penyakit
4.
Risiko tinggi mengalami
solusio plasenta b.d
· Vasospasme sistemik
· Hipertensi
· Penurunan perfusi uteroplasenta
5.
Risiko tinggi cedera ibu b.d
· Iritabilitas SSP akibat edema otak,
vasospasme, penurunan perfusi ginjal
· Terapi magnesium sulfat dan antihipertensi
6.
Risiko tinggi cedera pada janin b.d
· Insufisiensi uteroplasenta
· Kelahiran premature
· Solusio plasenta
7.
Ansietas b.d efeknya pada
ibu dan janin
3.3 INTERVENSI
3.3.1. Perubahan perfusi jaringan b.d. Hipertensi,
Vasospasme siklik, Edema serebral, Perdarahan
·
Tujuan : tidak terjadi
vasospasme dan perfusi jaringan tidak terjadi
·
Kriteria hasil : klien akan
mengalami vasodilatasi ditandai dengan
diuresis, penurunan tekanan
darah, edema
Implementasi
|
Rasional
|
1.
Memantau asupan oral
dan ifus IV MGSO4
2.
Memantau urin yang
kluar
3.
Memantau edema yang
terlihat
4.
Mempertahankan tirah baring total dengan posisi miring
|
1.
MGSO4 adalah obat anti kejang yang bekerja
pada sambungan mioneural dan merelaksasi
vasospasme sehingga menyebabkan
peningkatan perfusi ginjal, mobilisasi cairan ekstra seluler (edema dan diuresis
2.
Tirah baring menyebabkan aliran darah urtero plasenta,
yang sering kali menurunkan tekanan darah dan meningkatkan dieresis
|
3.3.2 Resiko cedera tinggi
pada ibu b.d. iritabilitas SSP
· Tujuan : gangguan SSP akan menurun mencapai tingkat normal
· Kriteria hasil : klien tidak
mengalami kejang
Implementasi
|
Rasional
|
1.
Mendapatkan data-data dasar (misal DTRs,klonus)
2.
Memantau pemberian IV MgSO4 dan kadar serum
MgSO4
3.
mengkaji adanya
kemungkinan keracunan MgSO4
4.
mempertahankan
lingkungan yang tenang, gelap dan nyaman
|
data-data dasar dugunakan untuk memantau hasil terapi
MGSO4
adalah obat anti kejang yang bekerja pada sambungan mioneural dan
merelaksasi vasospasme
Dosis yang berlebih
akan membuat kerja otot menurun sehingga dapat menyebabkan depresi pernapasan
berat
Rangsangan kuat,
misalnya cahaya terang dan suara keras dapat menimbulkan kejang
|
3.3.3. Resiko tinggi cedera pada janin b.d fetal distress
· Tujuan : Setelah dilakukan
tindakan perawatan tidak terjadi fetal distress pada janin
· Kriteria hasil : - DJJ ( + ) : 12-12-12
Implementasi
|
Rasional
|
1. Monitor DJJ sesuai indikasi
2. Kaji tentang pertumbuhan janin
3. Jelaskan adanya tanda-tanda solutio plasenta ( nyeri perut,
perdarahan, rahim tegang, aktifitas janin turun )
4. Kaji respon janin pada ibu yang diberi SM
5. Kolaborasi dengan medis dalam pemeriksaan USG dan NST |
Peningkatan DJJ
sebagai indikasi terjadinya hipoxia, prematur dan solusio plasenta
Penurunan fungsi
plasenta mungkin diakibatkan karena hipertensi sehingga timbul IUGR
Ibu dapat
mengetahui tanda dan gejala solutio plasenta dan tahu akibat hipoxia bagi
janin
Reaksi terapi
dapat menurunkan pernafasan janin dan fungsi jantung serta aktifitas janin
USG dan NST untuk
mengetahui keadaan/kesejahteraan janin
|
3.3.4.
Kecemasan berhubungan dengan ancaman cedera pada bayi sebelum lahir
·
Tujuan: ansietas dapat
teratasi
·
Kriteria hasil:
1.
Tampak rileks, dapat
istirahat dengan tepat
2.
Menuujukkan ketrampilan
pemecahan masalah
Intervensi
|
Rasional
|
Mandiri
1.
Kaji tingkat ansietas
pasien. Perhatikan tanda depresi dan pengingkaran
2.
Dorong dan berikan
kesempatan untuk pasien atau orang terdekat mengajukan pertanyaan dan
menyatakan masalah
3.
Dorong orang terdekat berpartisipasi dalam
asuhan, sesuai indikasi
|
Mandiri
1.
Membantu menentukan
jenis intervensi yang diperlukan
2.
Membuat perasaan
terbuka dan bekerja sama untuk memberikan informasi yang akan membantu
mengatasi masalah
3.
Keterlibatan
meningkatka perasaan berbagi, manguatkan perasaan berguna, memberikan
kesempatan untuk mengakui kamampuan individu dan memperkecil rasa takut
karena ketidaktahuan
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Penyakit Hipertensi
dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kehamilan atau
timbul dalam kehamilan atau pada permulaan nifas. (Obsteri Patologi, Univ.
Padjajaran Bandung, 1984)
Ada banyak factor yang
mengakibatkan terjadinya hipertensi pada ibu hamil, antara lainnya sebagai
berikut:
1.
Hipertensi esensial
Hipertensi esensial adalah penyakit hipertensi yang
disebabkan olehfaktor herediter,
faktoremosi (Stress) dan lingkungan (pola
hidup).
2.
Penyakit Ginja
3.
Penyakit ginjal dan gejala hipertensi dan
dapat dijumpai pada wanita hamil adalah :
a.
Glomerulonefritis akut dan kronik
b.
Plelenofritus akut dan kronik (Sinopsis
Obstruksi, 1989)
Klasifikasihipertensi dalam
kehamilan adalah sebagai berikut:
- Hipertensi esensial.
- Hipertensi esensial
disertai superimposed
pregnancy-induced hypertension.
- Hipertensi diinduksi kehamilan(pregnancy-induced hypertension, PIH).
- Pre-eklamsia.
- Eklamsia.
B.
SARAN
Diharapkan ibu hamil
dapat menjaga atau memperhatikan factor- factor yang dapat mengakibatkan
seseorang itu dapat terjadi hipertensi pada ibu hamil factor- factor antara
lainnya adalah factor stress, pola hidup dan lain-lain.
Kami sadar Dalam
pembuatan makalah ini saya masih terdapat banyak kekuranganuntuk itu saya
mohon saran demi menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges E, Marilynn. 1993. Rencana Asuhan Keperawatan. Kajarta : EGC
Fakultas Kedokteran Universitas Pedjajaran Bandung.
1984. Obstetri Patologi.
Bandung : Elstar Offset.
Bandung : Elstar Offset.
Mochtar, Rustam. Prof. DR. 1989. Sypnosis Obstetrik : Obstetrik Patologi. Edisi I.Jakarta
: EGC
Purwaningsih Wahyu, dkk. 2010. ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS. Nuha Medika: Jakarta