PREEKLAMPSI

PREEKLAMPSI

1.   Pengertian Preeklampsia
Penyakit hypertensi yang khas  untuk kehamilan merupakan penyakit hypertensi yang akut pada wanita hamil dan wanita dalam masa nifas. Pada tingkat tanpa kejang disebut preekslamsia dan pada tingkat dengan kejang disebut ekslamsia (Obsetri Patologi. hal: 91).
Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria akibat kehamilan, setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu bila terjadi penyakit trofoblastik.
2.   Etiologi Preeklamsia
Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak teori-teori dikemukakan para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya, oleh karena itu disebut “penyakit teori”. Namun belum ada yang memberikan jawaban yang memuaskan. Teori yang sekarang ini dipakai sebagai penyebab Preeklampsi adalah teori “iskemia plasenta”. Namun teori ini belum dapat menerangkan semua hal yang berkaitan dengan penyakit ini. Rupanya tidak hanya satu fakkor yang menyebabkan preeklampsia dan eklampsia. Diantara faktor-faktor yang ditemukan sering kali sukar ditentukan mana yang sebab dan mana yang akibat (Wiknjosastro, dkk, 2010).
3.   Gejala Preeklamsia
1)  Gejala Preeklampsia
Biasanya tanda-tanda Preeklampsia timbul dalam urutan : pertambahan berat badanyang berlebihan, diikutiedema,  hipertensi, dan akhirnya  proteinuria.
2)  Preeklampsia ringan :
a.    Tekanan darah 140/90 mmHg, atau kenaikan diastolic 15 mmHg atau lebih, atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih setelah 20 minggu kehamilan dengan riwayat tekanan darah normal.
b.    Proteinuria kuantitatif ≥ 0,3 gr perliter atau kualitatif 1+ atau 2+ pada urine kateter atau midstearm.
c.    Edema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah atau tangan
3)  Preeklampsia berat :
a.    Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih
b.    Proteinuria 5 gr atau lebih perliter dalam 24 jam atau kualitatif 3+ atau 4+.
c.    Oligouri, yaitu jumlah urine kurang dari 500 cc per 24 jam.
d.    Adanya gangguan serebral, gangguan penglihatan, dan rasa nyeri di epigastrium.
e.    Terdapat edema paru dan sianosis
f.     Trombositopenig (gangguan fungsi hati)
g.    Pertumbuhan janin terhambat.
4.    Komplikasi 
Komplikasi yang terberat adalah kematian ibu dan janin. Komplikasi di bawah ini biasanya terjadi pada Preeklampsia berat dan eklampsia.
1)  Solusio plasenta. Komplikasi ini terjadi  pada  ibu yang menderita  hipertensi  akut dan lebih sering terjadi pada Preeklampsia.
2)  Hipofibrinogenemia. Pada Preeklampsia berat
3)  Hemolisis. Penderita dengan Preeklampsia berat kadang-kadang menunjukkan gejala klinik hemolisis yang di kenal dengan ikterus. Belum di ketahui dengan pasti apakah ini merupakan kerusakan sel-sel hati atau destruksi sel darah merah. Nekrosis periportal  hati  sering  di  temukan pada autopsi penderita eklampsia dapat menerangkan ikterus tersebut.
4)  Perdarahan otak. Komplikasi ini merupakan penyebab utama  kematian maternal penderita eklampsia.
5)  Kelainan  mata, Kehilangan penglihatan  untuk sementara,  yang  berlansung  sampai  seminggu.
6)  Edema paru-paru.
7)  Nekrosis hati. Nekrosis periportal hati pada Preeklampsi – eklampsia merupakan akibat vasopasmus arteriol umum.
8)  Sindrom HELLP yaitu haemolysis, elevated liver enzymes, dan low platelet.
9)  Komplikasi lain. Lidah tergigit, trauma dan fraktura karena jatuh akibat kejang-kejang pneumonia aspirasi.
10)   Prematuritas, dismaturitas dan kematian janin intra – uterin.
5.    Pencegahan
1)  Pemeriksaan antenatal yang  teratur dan bermutu serta teliti, mengenali tanda tanda sedini mungkin (Preeklampsia ringan), lalu diberikan pengobatan yang cukup supaya penyakit tidak menjadi lebih berat.
2)  Harus selalu waspada terhadap kemungkinan  terjadinya Preeklampsia kalau ada faktor-faktor predeposisi.
3)  Penerangan tentang manfaat istirahat dan diet bergunadalam pencegahan.  Istirahat  tidak selalu berarti berbaring ditempat tidur, namun pekerjaan sehari-hari perlu dikurangi, dan dianjurkan lebih banyak duduk dan berbaring. Diet tinggi protein, dan rendah lemak, karbohidrat, garam dan penambahan berat badan yang tidak berlebihan perlu dianjurkan.
4)  Mencari  pada  tiap  pemeriksaan  tanda-tanda Preeklampsia dan mengobatinya  segera apabila di temukan.
5)  Mengakhiri  kehamilan sedapat-dapatnya  pada  kehamilan 37 minggu ke atas  apabila  setelah dirawat  tanda - tanda  Preeklampsia tidak juga dapat di hilangkan.
6.   Penatalaksanaan
1)  Penatalaksanaan rawat jalan pasien pre eklampsia ringan :
a.    Banyak istirahat (berbaring tidur / mirring).
b.    Diet : cukup protein, rendah karbohidraat, lemak dan garam.
c.    Sedativa ringan : tablet phenobarbital 3 x 30 mg atau diazepam 3 x 2 mg per oral selama 7 hari.

d.    Roborantia
e.    Kunjungan ulang setiap 1 minggu.
f.     Pemeriksaan laboratorium : hemoglobin, hematokrit, trombosit, urine lengkap, asam urat darah, fungsi hati, fungsi ginjal.
Penatalaksanaan rawat tinggal pasien pre eklampsia ringan berdasarkan kriteria
  1. Setelah 2 minggu pengobatan rawat jalan tidak menunjukkan adanya perbaikan dari gejala-gejala pre eklampsia.
  2. Kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih per minggu selama 2 kali berturut-turut (2 minggu).
  3. Timbul salah satu atau lebih gejala atau tanda-tanda pre eklampsia berat
1)    Bila setelah 1 minggu perawatan di atas tidak ada perbaikan maka pre eklampsia ringan dianggap sebagai pre eklampsia berat.
2)    Bila dalam perawatan di rumah sakit sudah ada perbaikan sebelum 1 minggu dan kehamilan masih preterm maka penderita tetap dirawat selama 2 hari lagi baru dipulangkan. Perawatan lalu disesuaikan dengan perawatan rawat jalan.

Perawatan obstetri pasien pre eklampsia ringan :
1.   Kehamilan preterm (kurang 37 minggu)
1)    Bila desakan darah mencapai normotensif selama perawatan, persalinan ditunggu sampai aterm.
2)    Bila desakan darah turun tetapi belum mencapai normotensif selama perawatan maka kehamilannya dapat diakhiri pada umur kehamilan 37 minggu atau lebih.
2.   Kehamilan aterm (37 minggu atau lebih)
Persalinan ditunggu sampai terjadi onset persalinan atau dipertimbangkan untuk melakukan persalinan pada taksiran tanggal persalinan.
3.   Cara persalinan
Persalinan dapat dilakukan secara spontan. Bila perlu memperpendek kala II.



7.    Pre Eklampsia Berat
1)    Penatalaksanaan pre eklamsia berat
Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala pre eklampsia berat selama perawatan maka perawatan dibagi menjadi :
a.   Perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri atau diterminasi ditambah pengobatan medisinal.
Sedapat mungkin sebelum perawatan aktif pada setiap penderita dilakukan pemeriksaan fetal assesment (NST & USG).
1)    Indikasi (salah satu atau lebih)
a.   Ibu
a)  Usia kehamilan 37 minggu atau lebih
b)  Adanya tanda-tanda atau gejala impending eklampsia, kegagalan terapi konservatif yaitu setelah 6 jam pengobatan meditasi terjadi kenaikan desakan darah atau setelah 24 jam perawatan medisinal, ada gejala-gejala status quo (tidak ada perbaikan).
b.   Janin
a)  Hasil fetal assesment jelek (NST & USG)
b)  Adanya tanda IUGR
c.   Laboratorium
Adanya “HELLP syndrome” (hemolisis dan peningkatan fungsi hepar, trombositopenia).
2)  Pengobatan Medisinal
Pengobatan medisinal pasien pre eklampsia berat yaitu :
a.   Segera masuk rumah sakit
b.   Tirah baring miring ke satu sisi. Tanda vital diperiksa setiap 30 menit, refleks patella setiap jam.
c.   Infus dextrose 5% dimana setiap 1 liter diselingi dengan infus RL (60-125 cc/jam) 500 cc.
d.   Antasida
e.   Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam.
f.    Pemberian obat anti kejang : magnesium sulfat
g.   Diuretikum tidak diberikan kecuali bila ada tanda-tanda edema paru, payah jantung kongestif atau edema anasarka. Diberikan furosemid injeksi 40 mg/im.
B.  Eklampsia
1.    Pengertian eklampsia
Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang atau koma. Sebelumnya wanita tadi menunjukkan gejala-gejala Preeklampsia. Eklampsi lebih sering terjadi pada primigravidae dari pada multiparae (Obsetri Patologi. hal: 99).
Menurut saat terjadinya eklampsi kita mengal istilah:
1)  Eklampsi antepartum ialah eklampsi yang terjadi sebelum persalinan. Ini yang paling sering terjadi
2)  Eklampsi intrapartum ialah eklampsi sewaktu persalinan
3)  Eklampsi postpartum ialah eklamsi setelah persalinan.
2.    Gejala eklampsia
Pada umumnya kejang  di dahului oleh makin memburuknya Preeklampsia dan terjadinya gejala-gejala nyeri kepala di daerah frontal, gangguan penglihatan, mual keras, nyeri di epigastrium dan hiperrefleksia. Bila keadaan ini tidak dikenal dan tidak segera diobati, akan timbul kejangan terutama pada persalinan bahaya ini besar.
3.    Etiologi
Sebab eklampsi belum diketahui secara benar salah satu teori yang dikemukakan ialah bahwa eklampsi disebabkan ischaemia rahim  dan placenta, selama kehamilan uterus memerlukan darah yang lebih banyak .
4.    Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan :
a.    Untuk menghentikan dan mencegah kejang.
b.    Mencegah dan mengatasi penyulit, khususnya hipertensi krisis
c.    Sebagai penunjang untuk mencapai stabilisasi keadaan ibu seoptimal mungkin
d.    Mengakhiri kehamilan dengan trauma ibu seminimal mungkin.
e.    Pengobatan Medisinal
Sama seperti pengobatan pre eklampsia berat kecuali bila timbul kejang-kejang lagi maka dapat diberikan MgSO4 2 gram intravenous selama 2 menit minimal 20 menit setelah pemberian terakhir. Dosis tambahan 2 gram hanya diberikan 1 kali saja. Bila setelah diberi dosis tambahan masih tetap kejang maka diberikan amobarbital / thiopental 3-5 mg/kgBB/IV perlahan-lahan.
Perawatan bersama : konsul bagian saraf, penyakit dalam / jantung, mata, anestesi dan anak. Perawatan pada serangan kejang : di kamar isolasi yang cukup terang / ICU



DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Taufan. 2012. Patologi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sulistyawati, Ary. 2010. Asuhan kehamilan untuk kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Wiknjosastro, dkk, 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.