-faktor lingkungan dan social budaya yang mempengaruhi kehamilan

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Status kesehatan ibu hamil sangat berpengaruh terhadap masa depan kesejahteraan janin dan merupakan suatu cerminan dari keadaan janin yang aktual.  Status kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang tidak semua ibu mengetahuinya.  Bukan hanya faktor fisik ibu yang dapat dinilai dengan status kesehatan, melainkan juga sehat dalam arti ibu tidak merasa terpaksa mempersiapkan segala sesuatu untuk kehamilannya (faktor sosbud dan ekonomi).  Dengan begitu sangat perlu bagi para tenaga kesehatan untuk memahami seluruh kebutuhan ibu dalam masa antenatal, intranatal dan postnatal yang akan sangat menunjang proses persalinan nanti (Yulianti, 2009).
Masa kehamilan merupakan masa terjadinya perubahan-perubahan besar dalam keluarga, tubuh serta keseimbangan emosi.Untuk menjaga keseimbangan, menjaga tubuh agar tetap sehat dan mencari ahli kesehatan atau orang yang mendukung wanita selama kehamilan sangat penting.Begitu juga persiapan bagi seluruh anggota keluarga dan informasi yang tepat selama kehamilan untuk menghadapi masa kelahiran dan membesarkan anak (Rukiyah, 2009).
Faktor lingkungan yang baik dan strategis merupakan salah satu upaya yang penting untuk menghentikan kebiasaan merokok bagi ibu daripada pemberian konseling tentang bahaya merokok (yuechan, 2011).
Terbentuknya janin dan kelahiran bayi merupakan suatu fenomena yang wajar dalam kelangsungan kehidupan manusia, namun berbagai kelompok masyarakat denagn kebudayaannya diseluruh dunia memiliki aneka persepsi, interpretasi, dan respon dalam mengahadapinya. Proses pembentukan janin hingga kelahiran bayi serta pengaruhnya terhadap kondisi kesehatan ibunya perlu dilihat dalam aspek biopsikokulturalnya sebagai suatu kesatuan bukan hanya dilihat semata dari aspek biologis dan fisiologisnya (Rukiyah, 2009).




B.  Tujuan
A. Tujuan Umum
Untuk menambah wawasan tentang faktor-faktor lingkungan dan social budaya yang mempengaruhi kehamilan
B. Tujuan Khusus
a.   Menjelaskan tentang factor lingkungan yang mempengaruhi kehamilan
b.   Menjelaskan tentang social budaya yang mempengaruhi kehamilan
c.   Menjelaskan tentang dampak factor-faktor yang ditimbulkan oleh lingkungan dan social budaya dalam kehamilan

D. MANFAAT
1.    Mahasiswa
 Dapat menambah pengetahuan dan pemberi informasi dalam sebuah  pembelajaran
2.    Dosen Pembimbing
Dapat membantu mahasiswi dalam menyelesaikan makalah untuk memenuhi syarat dalam proses pembelajaran
3.    Akademik
 Dapat dipergunakan sebagai bahan masukan dalam merencanakan dan mengembangkan pembelajaran, khususnya bagi mahasiswi jurusan kebidanan.




BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Kehamilan
Masa kehamilan merupakan masa terjadinya perubahan-perubahan besar dalam keluarga, tubuh serta keseimbangan emosi.Untuk menjaga keseimbangan, menjaga tubuh agar tetap sehat dan mencari ahli kesehatan atau orang yang mendukung wanita selama kehamilan sangat penting.Begitu juga persiapan bagi seluruh anggota keluarga dan informasi yang tepat selama kehamilan untuk menghadapi masa kelahiran dan membesarkan anak (Rukiyah, 2009).
Status kesehatan ibu hamil sangat berpengaruh terhadap masa depan kesejahteraan janin dan merupakan suatu cerminan dari keadaan janin yang aktual.  Status kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang tidak semua ibu mengetahuinya.  Bukan hanya faktor fisik ibu yang dapat dinilai dengan status kesehatan, melainkan juga sehat dalam arti ibu tidak merasa terpaksa mempersiapkan segala sesuatu untuk kehamilannya (faktor social budaya dan ekonomi).  Dengan begitu sangat perlu bagi para tenaga kesehatan untuk memahami seluruh kebutuhan ibu dalam masa antenatal, intranatal dan postnatal yang akan sangat menunjang proses persalinan nanti (Yulianti, 2009).

B.  Tujuan Prenatal Care
Pada umumnya memfasilitasi dan meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak yaitu untuk menurunkan angka mortalitas dan morbiditas . Lebih penting lagi, tujuan prenatal care bagi keluarga yaitu untuk memajukan perkembangan bagi kesejahteraan keluarga dan interasi yang positif antara orang tua dan anak (Liana, 2013).
Untuk mencapai tujuan diatas diperlukan suatu usaha dari ibu dan keluarga , dengan cara memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali selama kehamilan. Tujuan dari prenatal care tersebut untuk mengetahui perubahan-perubahan psikologis yang nantinya akan memepengaruhi kehamilan. Wanita yang merasa positif terhadap bayi didalam kandungannya akan membuat persalinannya berjalan lancar , hingga kemungkinan bayinya menderita masalah mental atau fisik sangat kecil. Sebaliknya wanita yang tidak senang atau tidak menginginkan bayinya dapat mengalami kesulitan saat melahirkan dan bayinya sangat berpeluang mangalami masalah pada fisik atau tingkah laku (Fanna, 2012).
.
C.  Faktor – faktor  yang mempengaruhi kehamilan lingkungan dan sosial budaya
1.   Pengertian Faktor
Faktor adalah segala hal yang dapat manghasilkan sesuatu yang positif maupun negatif, atau disebut asal usul suatu masalah.Ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan, yaitu faktor fisik, faktor psikologis dan faktor sosial budaya dan ekonomi (yuechan, 2011).
2.   Faktor lingkungan
Banyak alasan mengapa ibu mengalami kesulitan untuk menjadi sehat terutama ibu hamil, beberapa alasan antara lain karena kemiskinan, kurangnya pelayanan medik, kurang pendidikan dan pengetahuan, termasuk pengaruh sosial budaya berupa kepercayaan yang merugikan atau  membahayakan (Opi, 2012).
Seseorang bidan biasanya mencoba bekerja memberikan asuhan kepada ibu hamil secara pribadi untuk menyelesaikan masalah-masalahnya. Namun seringkali masalah-masalah  tersebut merupakan masalah yang terdapat pada masyarakat yang mudah dipecahkan. Sehingga bidan perlu melibatkan keluarga dan masyarakat agar memperhatikan kebutuhan dan keselamatan ibu hamil (Opi, 2012).
Pada masyarakat yang selalu bepergian dan berpindah-pindah (travelers) masalah yang sering terjadi adalah kurangnya informasi mengenai kesehatan karena diakibatkan sulitnya akses kesehatan yang mereka dapatkan karena kebiasaan mereka hidup berpindah-pindah sehinhgga pelayanan kesehatan yang berkesinambungan tidak dapat mereka peroleh. Biasanya mereka tinggal di taman yang dekat dengan jalan raya atau rel kereta api dimana air dan udara yang mereka dapatkan kurang terjamin kebersihannya bahkan tidak sedikit dari mereka tinggal di tempat pembuangan sampah atau di dekat pabrik. Para traveler ini biasanya tidak mementingkan kesehatan dirinya walaupun pada saat hamil, 6 minggu postpartum, pelayanan KB, bahkan anak-anak mereka tidak mendapatkan pemeriksaan rutin tumbuh kembangnya dan imunisasi (Indrayani2011).
Petugas kesehatan harus memperhatikan dan mengidentifikasi faktor lingkungan yang dapat berisiko bagi wanita hamil, baik lingkungan tempat tinggal maupun lingkungan kerja yang dapat berisiko pada kehamilan (Indrayani2011).
Banyak alasan mengapa ibu mengalami kesulitan untuk menjadi sehat terutama ibu hamil, beberapa alasan antara lain karena kemiskinan , kurangnya pelayanan medis, kurang pendidikan dan pengetahuan, termasuk pengaruh sosial budaya berupa kepercayaan yang merugikan atau membahayakan (Norma, 2012).
Seorang bidan biasanya mencoba bekerja memberikan asuhan kepada ibu hamil secara pribadi untuk menyelesaikan masalah-masalahnya. Namun sering kali masalah-masalah tersebut merupakan masalah yang terdapat pada masyarakat yang tidak mudah dipecahkan. Sehingga bidan perlu melibatkan keluarga dan masyarakat agar memperhatikan kebutuhan dan keselamatan ibu hamil (Kurnia, 2012).
Faktor lingkungan yang baik dan strategis merupakan salah satu upaya yang penting untuk menghentikan kebiasaan merokok bagi ibu daripada pemberian konseling tentang bahaya merokok. Para bidan, dokter spesialis kebidanan harus mendukung upaya untuk menghentikan merokok melalui kegiatan :
a)       Antenatal care
b)       Kelas antenatal bagi perokok
c)       Mengurangi periklanan tentang rokok
d)       Area bebas rokok
e)       Mengembangkan dan mendukung kebijaksanaan tentang upaya mengurangi merokok di institusi atau tempat kerja masing – masing.

3.    Faktor sosial budaya
a.   Kebiasaan adat istiadat
  Ada beberapa kebiasaan adat istiadat yang merugikan kesehatan ibu hamil. Tenaga kesehatan harus dapat menyikapi hal ini dengan bijaksana jangan sampai menyinggung “kearifan lokal” yang sudah berlaku di daerah tersebut. Penyampaian mengenai pengaruh adat dapat melalui berbagai teknik, misalnya melalui media masa, pendekatan tokoh masyarakat dan penyuluhan yang menggunakan media efektif. Namun, tenaga kesehatan juga tidak boleh mengesampingkan adanya kebiasaan yang sebenarnya menguntungkan bagi kesehatan. Jika kita menemukan adanya adat yang sama sekali tidak berpengaruh buruk terhadap kesehatan, tidak ada salahnya jika memberikan respon yang positif dalam rangka menjalin hubungan yang sinergis dengan masyarakat (Sulistyorini, 2010).
Terbentuknya janin dan kelahiran bayi merupakan suatu fenomena yang wajar dalam kelangsungan kehidupan manusia, namun berbagai kelompok masyarakat denagn kebudayaannya diseluruh dunia memiliki aneka persepsi, interpretasi, dan respon dalam mengahadapinya. Proses pembentukan janin hingga kelahiran bayi serta pengaruhnya terhadap kondisi kesehatan ibunya perlu dilihat dalam aspek biopsikokulturalnya sebagai suatu kesatuan bukan hanya dilihat semata dari aspek biologis dan fisiologisnya (Sulistyorini, 2010).
Tiap perpindahan dari satu tahapan kehidupan kepada tahapan kehidupan yang lainnya merupakan suatu masa krisis yang gawat atau membahayakan baik bersifat nyata ataupun tidak nyata sehingga diadakan serangkaian upacara bagi wanita hamil untuk mencari keselamatan bagi diri wanita serta bayinya. Contoh di Jawa : ada mitoni, procotan dan brokohan, sepasaran, selapanan (Merry, 2012).
Berbagai kebudayaan percaya akan hubungan asosiatif antara suatu bahan makanan menurut bentuk atas sifatnya dengan akibat buruk yang ditimbulkannya sehingga menimbulkan kepercayaan untuk memantang jenis makanan yang dianggap dapat membahayakan kondisi ibu atau janin yang dikandungnya. Faktor yang ikut dalam tingginya AKI di Indonesia adalah faktor social budaya. Ada nilai-nilai tentang gender dan kodrat yang berkembang dalam masyarakat Indonesia yang perlu dirubah agar nilai-nilai yang ada dapat memberikan peran yang positif  terhadap upaya penurunan AKI. Nilai-nilai dimaksud yang dapat dihimpun adalah:
1)  Kehamilan merupakan peristiwa alami terjadi pada kaum permpuan sehingga sudah seharusnya resiko ditanggung oleh perempuan. Kehamilan adalah kodrat perempuan, akan tetapi resikonya haru ditanggung bersama oleh suami, keluarga, dan perempuan itu sendiri.
2)  Sampai saat ini banyak perempaun yang tidak mempunyai hak terhadap kesehatan reproduksinya. Berapa kali perempuan ingin hamil selama masa suburnya, kepingin hamil, dengan cara bagaimaan mengatur kehamilannya.
3)  Dalam konteks sosial dan keluarga, kekuasaan dan pengambilan keputusan dalam menunggu keluarga. Bahkan setelah terjadi komplikasi pesalinan pun mereka masih berembuk untuk menentukan sikap sehingga terjadi keterlambatan pertolongan, karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran tentang berbagai opsion yang tersedia.
4)  Kebiasaan di daerah tertentu yang membahayakan kondisi ibu dan bayinya seperti pada saat hamil dan melahirkan ibu disuruh tinggal di hutan dalam sebuah gubuk kecil sampai ia melahirkan bayinya.
5)  Banyaknya mitos yang merugikan perempuan seperti dilarang makan-makanan tertentu.
6)  Norma yang berlaku dimasyarakat bahwa perempuan seyogyanya makan bagian yang terakhir dari suaminya, orang tua dan anak-anaknya ini menyebabkan banyak perempuan yang mengalami anemia dan kekurangan gizi kronis.
7)  Sikap individualistic masyarakat yang mengganggap kelahiran merupakan tangguang jawab keluarga saja sehingga bantuan atau gotong-royong membantu ibu hamil, melahirkan tidak ada dalam masyarakat (Sulistyorini, 2010).
4.    Fasilitas  kesehatan
Fasilitas kesehatan berhubungan dengan tempat ibu mendapatkan pelayanan kesehatan untuk memeriksa kehamilannya sampai ibu dapat melahirkan dengan aman. Tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai dengan jarak yang mudah dan terjangkau akan memberi kemudaahan bagi ibu hamil untuk sering memeriksakan kehamilannya dan untuk mendapatkan penanganan dalam keadaan darurat. Bidan dapat memberikan informasi atau petunjuk kepada ibu dan keluarga tentang pemanfaatan sarana kesehatan seperti rumah bersalin, polindes, PKM dan fasilitas kesehatan lainnya yang sangat penting dan aman bagi kehamilan dan persalinannya (Indrayani, 2011).
Adanya fasilitas kesehatan yang memadai akan sangat menguntungkan kualitas pelayanan kepada ibu hamil. Deteksi dini terhadap kemungkinan adanya penyulit akan lebih tepat, sehingga langkah antisipatif akan lebih cepat diambil. Fasilitas kesehatan ini sangat menentukan atau berpengaruh terhadap upaya penurunan angka kesehatan ibu (AKI) (Muslihah, 2010).
Fasilitas kesehatan berhubungan dengan tempat ibu mendapatkan pelayanan kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya sampai ibu dapat melahirkan dengan aman. Tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai dengan jarak yang mudah terjangkau akan memberi kemudahan bagi ibu hamil untuk sering memeriksakan kehamilannya dan untuk mendapatkan penanganan dalam keadaan darurat. Bidan dapat memberikan informasi atau petunjuk kepada ibu dan keluarga tentang pemanfaatan sarana kesehatan seperti rumah bersalin, polindes, PKM, dan fasilitas kesehatan lainnya yang sangat penting dan aman bagi kehamilan dan persalinanya (Indrayani, 2011).
Fasilitas kesehatan dikatakan baik atau tidak baik sesuai dengan (Indrayani.2011) :
1.    Jangkauan. Apakah fasilitas kesehatan tersebut dapat dijangkau dengan mudah atau sulit.
2.    Kelengkapan. Demi kelancaran tenaga kesehatan dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat diharapkan kelengkapannya terpenuhi. Minimal dapat menangani kegawatdaruratan.
3.    Tenaga kesehatan. Dalam memberikan pelayanan harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan.

Fasilitas kesehatan yang lengkap akan mendukung dalam target penurunan AKI dan AKB, Yaitu :
1.      Fasilitas kesehatan di tingkat desa PUSTU, pondok bersalin yang disediakan untuk bidan PTT
2.      Fasilitas kesehatan yang ada di wilayah kelurahan biasanya kurang lengkap sehingga pada pelaksanaannya apabila ada ibu hamil yang memerlikan tindakan kegawat daruratan
3.      Dirujuk ke rumah sakit yang ada di wilayah kabupaten dimana mempunyai fasilitas perlengkapan alat yang lebih lengkap, dan tenaga medis, dokter spesialis lebih banyak
4.      Untuk itu sebagai bidan harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang luas agar dalam memberikan pelayanan pada masyarakat setidaknya bisa memberikan pertolongan pertama pada tindakan kegawat daruratan (Indrayani, 2011).
Adanya fasilitas kesehatan yang memadai akan sangat menguntungkan kualitas pelayanan kepada ibu hamil. Deteksi dini terhadap kemungkinan adanya penyulit akan lebih tepat, sehingga langkah antisipatif akan lebih cepat diambil. Fasilitas kesehatan ini sangat menentukan atau berpengaruh terhadap upaya penurunan angka kesehatan ibu (AKI) (Indrayani, 2011).
Pemanfaatan pelayanan antenatal care dan sejumlah ibu hamil di Indonesia belum sepenuhnya sesuai dengan pedoman yang di tetapkan. Hal ini cenderung menyulitkan tenaga kesehatan dalam melekukan pembinaan pemeliharaan kesehatan ibu hamil secara teratur dan menyeluruh, termasuk deteksi dini terhadap faktor resiko kehamilan yang penting segera di tangani. Fasilitas kesehatan (Shinta siswoyo, 2010).
Kurangnya pemanfaatan antenatal care oleh ibu hamil ini berhubungan dengan faktor-faktor:
a.    Predis posisi (predis porsing factors)
Terwujud dalam pendidikan umlah anak, pendidikan suami, sikap, umur, pekerjaan, pendataan, pengetahuan ibu hamil dan sebagaimnya.
b.    Pemungkin atau pendukung (enabling factors)
Terwujud dalam jarak fisik lokasi, biaya antenatal care, fasilitas pelayanan antenatal care, waktu tunggu dan sebagainya.
c.    Penguat (reinforcing factors )
terwujud dalam perilaku petugas pelayanan antenatal care, sikap petugas pelayanan antenatal care, sikap tokoh masyarakat.
Dampak dari kurangnya pembinaan pemeliharaan kesehatan ibu hamil akan menimbulkan kerugian tidak saja pada ibu hamil itu sendiri tetapi juga pengaruh buruk bagi anak yang akan dilahirkan.
Penyebab kematian ibu di Indonesia antara lain :        
a.   Perdarahan
b.   Infeksi dan eklamsia  
c.   Anemia
d.   Terlalu muda atau tua,sering dan banyak
Survey yang pernah dilakukan tentang pemanfaatan fasilitas oleh ibu hamil menunjukkan bahwa alasan kurang memadainya asuhan kehamilan berbeda-beda berdasarkan kelompok soail/etnuk, usia, dan metode pembayaran. Alasan yang paling sering adalah karena tidak menyadari bahwa dirinya telah hamil. Alas an lainnya adalah karena tidak mempunyai cukup biaya untuk memeriksakan diri. Fasilitas kesehatan mempunyai peran yang penting bagi suatu kehamilan. Wanita hamil yang secara rutin memeriksakan kehamilan ke fasilitas kesehatan akan mendapatkan perawatan kehamilan yang lebih baik. Dengan memeriksakan, deteksi dini terhadap komplikasi yang sedang dihadapi dapat dilakukan dengan cepat. Hal ini teentu mempengaruhi keadaan kehamilan, dimana kehamilan akan dapat terus dipantau agar selalu berda dalam keadaan kehamilan yang sehat. Namun hal ini juga tergantung dari tenaga kesehatan yang ada (Kurnia fatmala, 2012).
Indonesia merupakan suatu Negara yang laus.Sayangnya luas wilayah ini belum dapat di imbang dengan cakupa ketersediaan sarana-saran layanan public termasuk dalam bidang kesehatan.Beberapa desa, masih kesulitan untuk mendapatkan akses layanan kesehatan.Tidak semua desa memiliki puskesmas dan tenaga medis seperti dokter, bidan, perwat/mantra. Dan masyarakat yang jau dari sarana kesehatan akan semakin diburuk lagi manakala fasilitas tranfortasi seperti angkutan umum yang terbatas atau bias juga fasilitas jalan yang tidak memungkinkan angkutan umu memasuki di daerah yang jauh dari fasilitas dan apalagi bila malam hari banyak desa seperti mati lampu yang tidak Nampak aktifitas masyarakat. Tidak dapat dielakkan bahwa masih banyak jalan-jalan yang belum diaspal dan jalan yang diaspalpun banyak yang rusak (liana, 2013).
Bila keadaan tersebut masih banyak di jumpai maka ibu hamil yang akan melahirkan (pada malam hari) akan sangat kesulitan mendapatkan layanan kesehatan dari tenaga kesehatan dengan tepat. Akhirnya bila faktor-faktor yang ada ini saling bertemu maka kematian ibu dan bayi akan sulit dielakkan (Norma, 2012).





BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Faktor Lingkungan, Sosial, Budaya dan Ekonomi Kebiasaan Adat Istiadat Persepsi tentang kehamilan berbeda-beda menurut adat-istiadat daerah masing-masing. Kebiasaan atau mitos tersebut dapat mempengaruhi psikologi ibu menjadi cemas dan khawatir (Sulistyorini, 2010)
Fasilitas Kesehatan yang memadai akan sangat menentukan kualitas pelayanan. Deteksi dini terhadap kemungkinan adanya penyulit akan lebih tepat. Langkah antisipatif akan lebih cepat diambil. Upaya penurunan Angka Kematian Ibu ( AKI ) (Indrayani, 2011).
Ekonomi tingkat sosial ekonomi sangat berpengaruh terhadap kondisi fisik dan psikologis ibu hamil.  Ibu hamil dengan kondisi ekonomi yang lemah akan mendapatkan banyak kesulitan terutama masalah pemenuhan kebutuhan primer (liana, 2013).

B.  Saran
Untuk Masyarakat diharapkan dapat memahami betapa pentingnya mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin jadi masyarakat harus dapat berfikir realistis bahwa kebiasaan adat yang kurang baik atau bahkan dapat merugihkan jangan ditiru.
Untuk Ibu hamil diharap dapat memilih yang terbaik bagi kondisi bayi dan janin ibu sendiri jangan mengikuti adat yang dapat merugikan bagi si ibu dan bayi kebutuhan gizi harus simbang agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dan juga faktor lingkungan sangat berperan dalam kondisi ibu dan bayi hindari polo-pola yang buruk dan ekonomi harus diperhatikan agar saat terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dapat ditangani dengan baik.


DAFTAR PUSTAKA

Fanna, Opi. 2012. Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan. ( Online ) Tersedia : http://www.slideshare.net/septianraha/askeb-i-faktor-yg-mempengaruhi kehamilan
Diakses tanggal 17 september 2016 jam 12:20
Kurnia Fatmala, Norma. 2012. Faktor – faktor  Yang Mempengaruhi Kehamilan. ( Online ) Tersedia : http://midwifemala.blogspot.com/2011/02/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
Diakses tanggal 18 september 2016 jam 16:30
Liana, Merry. 2013. Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan. ( Online ) Tersedia :http://merry-creations.blogspot.com/2013/02/faktor-luar-yang-mempengaruhi-kehamilan.html
Diakses tanggal 17 september 2016 jam 12:45
Rukiyah dan yulianti, 2009. Asuhan Kebidanan Kehamilan I. Jakarta : Trans Info Media ( TIM )
Yuechan, 2011. Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan. ( Online ) Tersedia :http://ssilolaa.blogspot.com/2011/04/askeb-1-faktor2-yg-memengaruhi.html
Diakses tanggal 19 september 2016 jam 12:30












First