BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Status kesehatan ibu hamil sangat
berpengaruh terhadap masa depan kesejahteraan janin dan merupakan suatu
cerminan dari keadaan janin yang aktual. Status kesehatan dipengaruhi
oleh berbagai faktor yang tidak semua ibu mengetahuinya. Bukan hanya
faktor fisik ibu yang dapat dinilai dengan status kesehatan, melainkan juga
sehat dalam arti ibu tidak merasa terpaksa mempersiapkan segala sesuatu untuk
kehamilannya (faktor sosbud dan ekonomi). Dengan begitu sangat perlu bagi
para tenaga kesehatan untuk memahami seluruh kebutuhan ibu dalam masa
antenatal, intranatal dan postnatal yang akan sangat menunjang proses
persalinan nanti (Yulianti, 2009).
Masa kehamilan merupakan masa
terjadinya perubahan-perubahan besar dalam keluarga, tubuh serta keseimbangan
emosi.Untuk menjaga keseimbangan, menjaga tubuh agar tetap sehat dan mencari
ahli kesehatan atau orang yang mendukung wanita selama kehamilan sangat penting.Begitu
juga persiapan bagi seluruh anggota keluarga dan informasi yang tepat selama
kehamilan untuk menghadapi masa kelahiran dan membesarkan anak (Rukiyah, 2009).
Faktor lingkungan yang baik dan
strategis merupakan salah satu upaya yang penting untuk menghentikan kebiasaan
merokok bagi ibu daripada pemberian konseling tentang bahaya merokok (yuechan, 2011).
Terbentuknya janin dan kelahiran
bayi merupakan suatu fenomena yang wajar dalam kelangsungan kehidupan manusia,
namun berbagai kelompok masyarakat denagn kebudayaannya diseluruh dunia
memiliki aneka persepsi, interpretasi, dan respon dalam mengahadapinya. Proses
pembentukan janin hingga kelahiran bayi serta pengaruhnya terhadap kondisi
kesehatan ibunya perlu dilihat dalam aspek biopsikokulturalnya sebagai suatu
kesatuan bukan hanya dilihat semata dari aspek biologis dan fisiologisnya (Rukiyah, 2009).
B. Tujuan
A. Tujuan Umum
Untuk
menambah wawasan tentang faktor-faktor lingkungan dan social budaya yang
mempengaruhi kehamilan
B. Tujuan
Khusus
a.
Menjelaskan
tentang factor lingkungan yang mempengaruhi kehamilan
b.
Menjelaskan
tentang social budaya yang mempengaruhi kehamilan
c.
Menjelaskan
tentang dampak factor-faktor yang ditimbulkan oleh lingkungan dan social budaya
dalam kehamilan
D.
MANFAAT
1.
Mahasiswa
Dapat menambah pengetahuan
dan pemberi informasi dalam sebuah pembelajaran
2.
Dosen
Pembimbing
Dapat membantu mahasiswi
dalam menyelesaikan makalah untuk memenuhi syarat dalam proses pembelajaran
3.
Akademik
Dapat dipergunakan sebagai
bahan masukan dalam merencanakan dan mengembangkan pembelajaran, khususnya bagi
mahasiswi jurusan kebidanan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kehamilan
Masa kehamilan merupakan masa
terjadinya perubahan-perubahan besar dalam keluarga, tubuh serta keseimbangan
emosi.Untuk menjaga keseimbangan, menjaga tubuh agar tetap sehat dan mencari
ahli kesehatan atau orang yang mendukung wanita selama kehamilan sangat
penting.Begitu juga persiapan bagi seluruh anggota keluarga dan informasi yang
tepat selama kehamilan untuk menghadapi masa kelahiran dan membesarkan anak (Rukiyah, 2009).
Status kesehatan ibu hamil sangat
berpengaruh terhadap masa depan kesejahteraan janin dan merupakan suatu
cerminan dari keadaan janin yang aktual. Status kesehatan dipengaruhi
oleh berbagai faktor yang tidak semua ibu mengetahuinya. Bukan hanya
faktor fisik ibu yang dapat dinilai dengan status kesehatan, melainkan juga
sehat dalam arti ibu tidak merasa terpaksa mempersiapkan segala sesuatu untuk
kehamilannya (faktor social budaya dan ekonomi). Dengan begitu sangat
perlu bagi para tenaga kesehatan untuk memahami seluruh kebutuhan ibu dalam
masa antenatal, intranatal dan postnatal yang akan sangat menunjang proses
persalinan nanti (Yulianti,
2009).
B. Tujuan Prenatal Care
Pada umumnya memfasilitasi dan
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak yaitu untuk menurunkan angka mortalitas
dan morbiditas . Lebih penting lagi, tujuan prenatal care bagi keluarga yaitu untuk
memajukan perkembangan bagi kesejahteraan keluarga dan interasi yang positif
antara orang tua dan anak (Liana, 2013).
Untuk mencapai tujuan diatas diperlukan suatu usaha dari ibu
dan keluarga , dengan cara memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali selama
kehamilan. Tujuan dari prenatal care tersebut untuk mengetahui
perubahan-perubahan psikologis yang nantinya akan memepengaruhi kehamilan.
Wanita yang merasa positif terhadap bayi didalam kandungannya akan membuat
persalinannya berjalan lancar , hingga kemungkinan bayinya menderita masalah
mental atau fisik sangat kecil. Sebaliknya wanita yang tidak senang atau tidak
menginginkan bayinya dapat mengalami kesulitan saat melahirkan dan bayinya
sangat berpeluang mangalami masalah pada fisik atau tingkah laku (Fanna, 2012).
.
C.
Faktor – faktor yang mempengaruhi kehamilan lingkungan dan
sosial budaya
1.
Pengertian
Faktor
Faktor adalah segala hal yang dapat
manghasilkan sesuatu yang positif maupun negatif, atau disebut asal usul suatu
masalah.Ada tiga faktor yang mempengaruhi
kehamilan, yaitu faktor fisik, faktor psikologis dan faktor sosial budaya dan
ekonomi (yuechan, 2011).
2.
Faktor lingkungan
Banyak alasan mengapa ibu mengalami kesulitan untuk
menjadi sehat terutama ibu hamil, beberapa alasan antara lain karena
kemiskinan, kurangnya pelayanan medik, kurang pendidikan dan pengetahuan,
termasuk pengaruh sosial budaya berupa kepercayaan yang merugikan
atau membahayakan (Opi, 2012).
Seseorang bidan biasanya mencoba bekerja memberikan
asuhan kepada ibu hamil secara pribadi untuk menyelesaikan masalah-masalahnya.
Namun seringkali masalah-masalah tersebut merupakan masalah yang
terdapat pada masyarakat yang mudah dipecahkan. Sehingga bidan perlu melibatkan
keluarga dan masyarakat agar memperhatikan kebutuhan dan keselamatan ibu hamil (Opi, 2012).
Pada masyarakat yang selalu
bepergian dan berpindah-pindah (travelers) masalah yang sering terjadi adalah
kurangnya informasi mengenai kesehatan karena diakibatkan sulitnya akses
kesehatan yang mereka dapatkan karena kebiasaan mereka hidup berpindah-pindah
sehinhgga pelayanan kesehatan yang berkesinambungan tidak dapat mereka peroleh.
Biasanya mereka tinggal di taman yang dekat dengan jalan raya atau rel kereta
api dimana air dan udara yang mereka dapatkan kurang terjamin kebersihannya
bahkan tidak sedikit dari mereka tinggal di tempat pembuangan sampah atau di
dekat pabrik. Para traveler ini biasanya tidak mementingkan kesehatan dirinya
walaupun pada saat hamil, 6 minggu postpartum, pelayanan KB, bahkan anak-anak
mereka tidak mendapatkan pemeriksaan rutin tumbuh kembangnya dan imunisasi (Indrayani. 2011).
Petugas kesehatan harus
memperhatikan dan mengidentifikasi faktor lingkungan yang dapat berisiko bagi
wanita hamil, baik lingkungan tempat tinggal maupun lingkungan kerja yang dapat
berisiko pada kehamilan (Indrayani. 2011).
Banyak alasan mengapa ibu
mengalami kesulitan untuk menjadi sehat terutama ibu hamil, beberapa alasan
antara lain karena kemiskinan , kurangnya pelayanan medis, kurang pendidikan
dan pengetahuan, termasuk pengaruh sosial budaya berupa kepercayaan yang
merugikan atau membahayakan (Norma, 2012).
Seorang bidan biasanya mencoba
bekerja memberikan asuhan kepada ibu hamil secara pribadi untuk menyelesaikan
masalah-masalahnya. Namun sering kali masalah-masalah tersebut merupakan
masalah yang terdapat pada masyarakat yang tidak mudah dipecahkan. Sehingga
bidan perlu melibatkan keluarga dan masyarakat agar memperhatikan kebutuhan dan
keselamatan ibu hamil (Kurnia, 2012).
Faktor
lingkungan yang baik dan strategis merupakan salah satu upaya yang penting
untuk menghentikan kebiasaan merokok bagi ibu daripada pemberian konseling
tentang bahaya merokok. Para bidan, dokter spesialis kebidanan harus mendukung
upaya untuk menghentikan merokok melalui kegiatan :
a)
Antenatal care
b)
Kelas antenatal bagi perokok
c)
Mengurangi periklanan tentang rokok
d)
Area bebas rokok
e)
Mengembangkan dan mendukung
kebijaksanaan tentang upaya mengurangi merokok di institusi atau tempat kerja
masing – masing.
3.
Faktor sosial budaya
a.
Kebiasaan adat istiadat
Ada beberapa
kebiasaan adat istiadat yang merugikan kesehatan ibu hamil. Tenaga kesehatan
harus dapat menyikapi hal ini dengan bijaksana jangan sampai menyinggung
“kearifan lokal” yang sudah berlaku di daerah tersebut. Penyampaian mengenai pengaruh adat dapat melalui berbagai
teknik, misalnya melalui media masa, pendekatan tokoh masyarakat dan penyuluhan
yang menggunakan media efektif. Namun, tenaga kesehatan juga tidak boleh
mengesampingkan adanya kebiasaan yang sebenarnya menguntungkan bagi kesehatan.
Jika kita menemukan adanya adat yang sama sekali tidak berpengaruh buruk
terhadap kesehatan, tidak ada salahnya jika memberikan respon yang positif
dalam rangka menjalin hubungan yang sinergis dengan masyarakat (Sulistyorini,
2010).
Terbentuknya janin dan kelahiran
bayi merupakan suatu fenomena yang wajar dalam kelangsungan kehidupan manusia,
namun berbagai kelompok masyarakat denagn kebudayaannya diseluruh dunia
memiliki aneka persepsi, interpretasi, dan respon dalam mengahadapinya. Proses
pembentukan janin hingga kelahiran bayi serta pengaruhnya terhadap kondisi
kesehatan ibunya perlu dilihat dalam aspek biopsikokulturalnya sebagai suatu
kesatuan bukan hanya dilihat semata dari aspek biologis dan fisiologisnya (Sulistyorini, 2010).
Tiap perpindahan dari satu tahapan
kehidupan kepada tahapan kehidupan yang lainnya merupakan suatu masa krisis
yang gawat atau membahayakan baik bersifat nyata ataupun tidak nyata sehingga
diadakan serangkaian upacara bagi wanita hamil untuk mencari keselamatan bagi
diri wanita serta bayinya. Contoh di Jawa : ada mitoni, procotan dan brokohan,
sepasaran, selapanan (Merry, 2012).
Berbagai kebudayaan percaya akan
hubungan asosiatif antara suatu bahan makanan menurut bentuk atas sifatnya
dengan akibat buruk yang ditimbulkannya sehingga menimbulkan kepercayaan untuk
memantang jenis makanan yang dianggap dapat membahayakan kondisi ibu atau janin
yang dikandungnya. Faktor yang ikut dalam tingginya AKI di Indonesia adalah
faktor social budaya. Ada nilai-nilai tentang gender dan kodrat yang berkembang
dalam masyarakat Indonesia yang perlu dirubah agar nilai-nilai yang ada dapat
memberikan peran yang positif terhadap
upaya penurunan AKI. Nilai-nilai dimaksud yang dapat dihimpun adalah:
1)
Kehamilan merupakan peristiwa alami
terjadi pada kaum permpuan sehingga sudah seharusnya resiko ditanggung oleh
perempuan. Kehamilan adalah kodrat perempuan, akan tetapi resikonya haru
ditanggung bersama oleh suami, keluarga, dan perempuan itu sendiri.
2)
Sampai saat ini banyak perempaun
yang tidak mempunyai hak terhadap kesehatan reproduksinya. Berapa kali
perempuan ingin hamil selama masa suburnya, kepingin hamil, dengan cara
bagaimaan mengatur kehamilannya.
3)
Dalam konteks sosial dan keluarga,
kekuasaan dan pengambilan keputusan dalam menunggu keluarga. Bahkan setelah
terjadi komplikasi pesalinan pun mereka masih berembuk untuk menentukan sikap
sehingga terjadi keterlambatan pertolongan, karena kurangnya pengetahuan dan
kesadaran tentang berbagai opsion yang tersedia.
4)
Kebiasaan di daerah tertentu yang
membahayakan kondisi ibu dan bayinya seperti pada saat hamil dan melahirkan ibu
disuruh tinggal di hutan dalam sebuah gubuk kecil sampai ia melahirkan bayinya.
5)
Banyaknya mitos yang merugikan
perempuan seperti dilarang makan-makanan tertentu.
6)
Norma yang berlaku dimasyarakat
bahwa perempuan seyogyanya makan bagian yang terakhir dari suaminya, orang tua
dan anak-anaknya ini menyebabkan banyak perempuan yang mengalami anemia dan
kekurangan gizi kronis.
7)
Sikap individualistic masyarakat
yang mengganggap kelahiran merupakan tangguang jawab keluarga saja sehingga
bantuan atau gotong-royong membantu ibu hamil, melahirkan tidak ada dalam
masyarakat (Sulistyorini, 2010).
4.
Fasilitas kesehatan
Fasilitas kesehatan berhubungan
dengan tempat ibu mendapatkan pelayanan kesehatan untuk memeriksa kehamilannya
sampai ibu dapat melahirkan dengan aman. Tersedianya fasilitas kesehatan yang
memadai dengan jarak yang mudah dan terjangkau akan memberi kemudaahan bagi ibu
hamil untuk sering memeriksakan kehamilannya dan untuk mendapatkan penanganan
dalam keadaan darurat. Bidan dapat memberikan informasi atau petunjuk kepada
ibu dan keluarga tentang pemanfaatan sarana kesehatan seperti rumah bersalin,
polindes, PKM dan fasilitas kesehatan lainnya yang sangat penting dan aman bagi
kehamilan dan persalinannya (Indrayani, 2011).
Adanya fasilitas kesehatan yang
memadai akan sangat menguntungkan kualitas pelayanan kepada ibu hamil. Deteksi
dini terhadap kemungkinan adanya penyulit akan lebih tepat, sehingga langkah
antisipatif akan lebih cepat diambil. Fasilitas kesehatan ini sangat menentukan
atau berpengaruh terhadap upaya penurunan angka kesehatan ibu (AKI) (Muslihah,
2010).
Fasilitas kesehatan berhubungan
dengan tempat ibu mendapatkan pelayanan kesehatan untuk memeriksakan
kehamilannya sampai ibu dapat melahirkan dengan aman. Tersedianya fasilitas
kesehatan yang memadai dengan jarak yang mudah terjangkau akan memberi kemudahan
bagi ibu hamil untuk sering memeriksakan kehamilannya dan untuk mendapatkan
penanganan dalam keadaan darurat. Bidan dapat memberikan informasi atau
petunjuk kepada ibu dan keluarga tentang pemanfaatan sarana kesehatan seperti
rumah bersalin, polindes, PKM, dan fasilitas kesehatan lainnya yang sangat
penting dan aman bagi kehamilan dan persalinanya (Indrayani, 2011).
Fasilitas kesehatan dikatakan
baik atau tidak baik sesuai dengan (Indrayani.2011) :
1. Jangkauan. Apakah fasilitas kesehatan tersebut dapat dijangkau dengan mudah
atau sulit.
2. Kelengkapan. Demi kelancaran tenaga kesehatan dalam melaksanakan pelayanan
kepada masyarakat diharapkan kelengkapannya terpenuhi. Minimal dapat menangani
kegawatdaruratan.
3. Tenaga kesehatan. Dalam memberikan pelayanan harus mempunyai pengetahuan
dan keterampilan.
Fasilitas kesehatan yang lengkap
akan mendukung dalam target penurunan AKI dan AKB, Yaitu :
1. Fasilitas kesehatan di tingkat desa PUSTU, pondok bersalin yang disediakan
untuk bidan PTT
2. Fasilitas kesehatan yang ada di wilayah kelurahan biasanya kurang lengkap
sehingga pada pelaksanaannya apabila ada ibu hamil yang memerlikan tindakan
kegawat daruratan
3. Dirujuk ke rumah sakit yang ada di wilayah kabupaten dimana mempunyai
fasilitas perlengkapan alat yang lebih lengkap, dan tenaga medis, dokter
spesialis lebih banyak
4. Untuk itu sebagai bidan harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang
luas agar dalam memberikan pelayanan pada masyarakat setidaknya bisa memberikan
pertolongan pertama pada tindakan kegawat daruratan (Indrayani, 2011).
Adanya fasilitas kesehatan yang
memadai akan sangat menguntungkan kualitas pelayanan kepada ibu hamil. Deteksi
dini terhadap kemungkinan adanya penyulit akan lebih tepat, sehingga langkah
antisipatif akan lebih cepat diambil. Fasilitas kesehatan ini sangat menentukan
atau berpengaruh terhadap upaya penurunan angka kesehatan ibu (AKI) (Indrayani, 2011).
Pemanfaatan pelayanan antenatal
care dan sejumlah ibu hamil di Indonesia belum sepenuhnya sesuai dengan pedoman
yang di tetapkan. Hal ini cenderung menyulitkan tenaga kesehatan dalam
melekukan pembinaan pemeliharaan kesehatan ibu hamil secara teratur dan
menyeluruh, termasuk deteksi dini terhadap faktor resiko kehamilan yang penting
segera di tangani. Fasilitas kesehatan (Shinta siswoyo, 2010).
Kurangnya pemanfaatan antenatal
care oleh ibu hamil ini berhubungan dengan faktor-faktor:
a. Predis posisi (predis porsing factors)
Terwujud dalam pendidikan umlah
anak, pendidikan suami, sikap, umur, pekerjaan, pendataan, pengetahuan ibu
hamil dan sebagaimnya.
b. Pemungkin atau pendukung (enabling factors)
Terwujud dalam jarak fisik lokasi, biaya antenatal
care, fasilitas pelayanan antenatal care, waktu tunggu dan sebagainya.
c. Penguat (reinforcing factors )
terwujud dalam perilaku petugas pelayanan antenatal
care, sikap petugas pelayanan antenatal care, sikap tokoh masyarakat.
Dampak dari kurangnya pembinaan
pemeliharaan kesehatan ibu hamil akan menimbulkan kerugian tidak saja pada ibu
hamil itu sendiri tetapi juga pengaruh buruk bagi anak yang akan dilahirkan.
Penyebab kematian ibu di Indonesia antara lain
:
a. Perdarahan
b. Infeksi dan eklamsia
c. Anemia
d. Terlalu muda atau tua,sering dan banyak
Survey
yang pernah dilakukan tentang pemanfaatan fasilitas oleh ibu hamil menunjukkan
bahwa alasan kurang memadainya asuhan kehamilan berbeda-beda berdasarkan
kelompok soail/etnuk, usia, dan metode pembayaran. Alasan yang paling sering
adalah karena tidak menyadari bahwa dirinya telah hamil. Alas an lainnya adalah
karena tidak mempunyai cukup biaya untuk memeriksakan diri. Fasilitas kesehatan
mempunyai peran yang penting bagi suatu kehamilan. Wanita hamil yang secara
rutin memeriksakan kehamilan ke fasilitas kesehatan akan mendapatkan perawatan
kehamilan yang lebih baik. Dengan memeriksakan, deteksi dini terhadap komplikasi
yang sedang dihadapi dapat dilakukan dengan cepat. Hal ini teentu mempengaruhi
keadaan kehamilan, dimana kehamilan akan dapat terus dipantau agar selalu berda
dalam keadaan kehamilan yang sehat. Namun hal ini juga tergantung dari tenaga kesehatan yang ada (Kurnia fatmala, 2012).
Indonesia
merupakan suatu Negara yang laus.Sayangnya luas wilayah ini belum dapat di
imbang dengan cakupa ketersediaan sarana-saran layanan public termasuk dalam
bidang kesehatan.Beberapa desa, masih kesulitan untuk mendapatkan akses layanan
kesehatan.Tidak semua desa memiliki puskesmas dan tenaga medis seperti dokter,
bidan, perwat/mantra. Dan masyarakat yang jau dari sarana kesehatan akan
semakin diburuk lagi manakala fasilitas tranfortasi seperti angkutan umum yang
terbatas atau bias juga fasilitas jalan yang tidak memungkinkan angkutan umu
memasuki di daerah yang jauh dari fasilitas dan apalagi bila malam hari banyak
desa seperti mati lampu yang tidak Nampak aktifitas masyarakat. Tidak dapat
dielakkan bahwa masih banyak jalan-jalan yang belum diaspal dan jalan yang
diaspalpun banyak yang rusak (liana, 2013).
Bila
keadaan tersebut masih banyak di jumpai maka ibu hamil yang akan melahirkan
(pada malam hari) akan sangat kesulitan mendapatkan layanan kesehatan dari tenaga
kesehatan dengan tepat. Akhirnya bila faktor-faktor yang ada ini saling bertemu
maka kematian ibu dan bayi akan sulit dielakkan (Norma, 2012).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Faktor Lingkungan, Sosial, Budaya
dan Ekonomi Kebiasaan Adat Istiadat Persepsi tentang kehamilan berbeda-beda
menurut adat-istiadat daerah masing-masing. Kebiasaan atau mitos tersebut dapat mempengaruhi psikologi ibu menjadi cemas dan khawatir (Sulistyorini, 2010)
Fasilitas Kesehatan yang memadai
akan sangat menentukan kualitas pelayanan. Deteksi dini terhadap kemungkinan
adanya penyulit akan lebih tepat. Langkah antisipatif akan lebih cepat diambil.
Upaya penurunan Angka Kematian Ibu ( AKI ) (Indrayani, 2011).
Ekonomi tingkat sosial ekonomi sangat berpengaruh terhadap kondisi fisik dan
psikologis ibu hamil. Ibu hamil dengan kondisi ekonomi yang lemah
akan mendapatkan banyak kesulitan terutama masalah pemenuhan kebutuhan primer
(liana, 2013).
B. Saran
Untuk Masyarakat diharapkan dapat
memahami betapa pentingnya mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kesehatan ibu dan janin jadi masyarakat harus dapat berfikir realistis bahwa
kebiasaan adat yang kurang baik atau bahkan dapat merugihkan jangan ditiru.
Untuk Ibu hamil diharap dapat
memilih yang terbaik bagi kondisi bayi dan janin ibu sendiri jangan mengikuti
adat yang dapat merugikan bagi si ibu dan bayi kebutuhan gizi harus simbang
agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dan juga faktor lingkungan
sangat berperan dalam kondisi ibu dan bayi hindari polo-pola yang buruk dan
ekonomi harus diperhatikan agar saat terjadi sesuatu yang tidak diinginkan
dapat ditangani dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Fanna, Opi. 2012. Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan. ( Online
) Tersedia : http://www.slideshare.net/septianraha/askeb-i-faktor-yg-mempengaruhi
kehamilan
Diakses
tanggal 17 september 2016 jam 12:20
Kurnia Fatmala, Norma. 2012. Faktor – faktor Yang
Mempengaruhi Kehamilan. ( Online ) Tersedia : http://midwifemala.blogspot.com/2011/02/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
Diakses
tanggal 18 september 2016 jam 16:30
Liana, Merry. 2013. Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan. (
Online ) Tersedia :http://merry-creations.blogspot.com/2013/02/faktor-luar-yang-mempengaruhi-kehamilan.html
Diakses
tanggal 17 september 2016 jam 12:45
Rukiyah dan yulianti, 2009. Asuhan Kebidanan Kehamilan I.
Jakarta : Trans Info Media ( TIM )
Yuechan, 2011. Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan. (
Online ) Tersedia :http://ssilolaa.blogspot.com/2011/04/askeb-1-faktor2-yg-memengaruhi.html
Diakses
tanggal 19 september 2016 jam 12:30